Page 31 - Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit
P. 31
P a g e | 31
perselisihan dalam masalah ini.
Atas dasar penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa boleh merenggangkan shof
shalat berjamaah, atas dasar menjaga jiwa dan
kekhawatiran adanya bahaya atas jiwa. Bahkan
sekalipun tidak dalam kondisi darurat, shalat
berjamaah tetap sah meskipun shafnya tidak rapat.
Imam Nawawi al-Bantani, sembari menuqil fatwa
dari imam ar-Ramli dalam kitabnya Nihayah az-Zain
(hlm. 121), menagatakan bahwa fadhilah berjamaah
tetap didapat jika kerenggangan shaf dilakukan atas
sebab suatu kedaruratan:
ْله لصتح ةعطقلما فوفصلا نأ يلمرلا دمنُ ىواتف فو
ن ع ْهرخأت ناك نإ ... ٍ صلا ةليضف نود ةعاملجا ةليضف
ِ دعل هرُي لَ ِ ارمحا دجسِلماب رمحا تقوك رذعل ةجرفلا دس
. ةليضفلا ْ تهوفت لف يصقتلا
Dan di antara fatwa-fatwa Muhammad ar-Ramli,
bahwa shaf-shaf shalat yang terputus, tetap
mendapatkan keutamaan shalat berjamaah, tanpa
keutamaan merapatkan shaf … jika hal itu
dilakukan karena suatu uzur, seperti situasa yang
sangat panas di masjid al-Haram. Maka
merenggangkan shaf tersebut tidaklah makruh,
karena tidak dilakukan atas dasar kesalahan, maka
tidaklah hilang fadhilah berjamaahnya.
4. Shalat Menutup Wajah Dengan Masker
muka | daftar isi