Page 123 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 123

Nyāya dengan Vaiśeṣika akan memberikan suatu analisis tentang dunia empiris
                 (dunia pengalaman), yang mengatur segala benda-benda dunia ke dalam jenis-jenis
                 atau katagori tertentu (Padārtha). Ia menjelaskan bagaimana Tuhan telah membuat
                 semua dunia material yang berasal dari atom-atom dan molekul, serta menunjukkan
                 cara untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan.
                   Sāṁkhya Darśana akan memberikan pengetahuan yang dalam tentang psikologi
                 Hindu, karena Kapila Muni merupakan Bapak Psikologi. Yoga  berurusan dengan
                 masalah pengendalian Vṛtti atau gejolak pemikiran dengan meditasi. Sistem Yoga
                 menunjukkan  cara  mendisiplinkan  pikiran  dan  indra-indra  dan  membantu  untuk
                 mengusahakan  konsentrasi  serta  memusatkan  pikiran  dan  memasuki  Nirvikalpa
                 Samādhi atau keadaan supra saḍar transenden. Pūrva Mīmāmsā berurusan dengan
                 masalah  Karma-Kāṇḍa.  Uttara-Mīmāmsā  juga  dikenal  sebagai  Vedānta  Darśana,
                 yang merupakan dasar dari Hinduisme.
                   Filsafat  Vedānta  menjelaskan  secara  rinci  sifat  dari  Brahman  atau  Keberadaan
                 Abadi dan menunjukkan bahwa pada intinya jiwa pribadi identik dengan Sang Diri
                 Tertinggi. Ia juga memberikan cara untuk melepas Avidyā atau tirai kebodohan untuk
                 menggabungkan  diri  dalam  samudra  kebahagiaan  atau  Brahman.  Nyāya  menyebut
                 ketidaktahuan  atau  kebodohan  itu  dengan  Mithya  Jñāna,  atau  pengetahuan  palsu,
                 Sāṁkhya menyebut dengan Aviveka, yaitu tiada perbedaan antara yang nyata dengan
                 yang tidak nyata, sedangkan Vedānta menamakannya Avidyā, atau kebodohan. Masing-
                 masing filsafat mengarahkan pembinasaan kebodohan tersebut dengan pengetahuan
                 atau Jñāna, sehingga seseorang dapat mencapai kebahagiaan abadi atau kekekalan.
                   Dengan  mempelajari  Nyāya  atau  Vaiśeṣika,  seseorang  belajar  mengguṇakan
                 kecerdasannya  untuk  menemukan  kekeliruan  dan  untuk  mengetahui  susunan
                 material  dari  alam  semesta  ini.  Dengan  mempelajari  filsafat  Sāṁkhya  seseorang
                 dapat  memahami  penyebab  evolusi  dan  dengan  mempelajari  dan  melaksanakan
                 Yoga, seseorang mendapatkan cara pengendalian diri dan memperoleh penguasaan
                 terhadap  pikiran  dan  indra.  Dengan  melaksanakan  ajaran  Vedānta  seseorang
                 mencapai anak tangga tertinggi dari tangga spiritual, bersatu dengan Keberadaan
                 Tertinggi, dengan menghancurkan kebodohan (Avidyā).
                   Vedānta  merupakan  sistem  filsafat  yang  dikembangkan  dari  kitab-kitab
                 Upaniṣad dan telah mendesak sistem filsafat lainnya. Sistem filsafat Mīmāmsā lebih
                 menekankan masalah ritual atau Karma-Kāṇḍa, yang menurut filsafat ini merupakan
                 keseluruhan dari Veda sedangkan Upāsana (pemujaan) dan Jñāna (pengetahuan)
                 hanyalah  merupakan  tambahan  terhadap  Karma.  Pandangan  ini  disangkal  oleh
                 aliran filsafat Vedānta yang menyatakan bahwa realisasi diri (Jñāna) adalah yang
                 terpenting, sedangkan ritual dan pemujaan merupakan tambahan saja. Karma akan
                 membawa  seseorang  ke  surga,  yang  merupakan  tempat  sementara  dari  pahala
                 kenikmatan duniawi.







                 116  | Kelas X SMA/SMK
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128