Page 126 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 126

Prameya atau objek yang diamati, dengan nama pengetahuan yang benar dapat
                   diperoleh,  ada  12  banyaknya,  yaitu  Roh  (Ātman),  Badan  (śarīra),  indriya,  objek
                   indriya (artha), kecerdasan (buddhi), pikiran (manas), kegiatan (pravṛtti), kesalahan
                   (doṣa), perpindahan (pretyabhāva), buah atau Hasil (phala), penderitaan (duhkha),
                   dan pembebasan (apavarga).
                      Kita membuat perbedaan pada suatu benda karena adanya beberapa ciri-ciri pada
                   kedua benda tersebut yang masing-masing memiliki beberapa atribut yang tak didapati
                   pada bagian lainnya. Karena kekhususan atribut (viśeṣa) merupakan dasar utama dari
                   pengamatan, maka sistem lanjutan dari filsafat ini disebut sebagai Vaiśeṣika.
                      Nyāya  Darśana,  yang  utamanya  bertindak  pada  garis  ilmu  pengetahuan  atau
                   ilmiah menghubungkan Vaiśeṣika pada tahapan, di mana materi-materi adhyatmikā
                   (spiritual)  terkandung  di  dalamnya,  yang  keduanya  ini  memperguṇakan  Tarka
                   (logika) dan Tattva  (filsafat) dimana filsafat dinyatakan melalui media logika.
                   c.  Catur Pramāṇa
                      Nyāya Darśana dalam memecahkan ilmu pengetahuan menggunakan 4 metoda
                   pemecahan yang disebut Catur Pramāṇa, dengan bagian-bagian sebagai berikut:
                   1)  Pratyakṣa Pramāṇa, yaitu pengamatan langsung
                      Pada  Pratyakṣa  Pramāṇa  atau  pengamatan  secara  langsung  memberikan
                      pengetahuan  kepada  kita  tentang  objek-objek  menurut  keadaannya  masing-
                      masing yang disebabkan hubungan panca indra dengan objek yang diamati di
                      mana  hubungan  itu  sangat  nyata. Adakalanya  terjadi  pengamatan  yang  tidak
                      perlu  menggunakan  pañca  indra  dan  pengamatan  yang  luar  biasa  ini  disebut
                      sebagai pengamatan transendental, yang jarang terjadi pada pengamatan orang-
                      orang biasa yang sering pula ditunjang oleh adanya kekuatan supra normal yang
                      dimiliki seorang.
                      Dalam Pratyakṣa Pramāṇa ada dua tingkat pengamatan, yaitu :
                      a)  Nirvikalpa  yaitu  pengamatan  yang  tidak  menentukan.  Pengamatan  suatu
                         objek adalah sebagai objek saja tanpa adanya suatu penilaian, tanpa hubungan
                         (asosiasi) dengan suatu subjek. Sehingga apa yang dilihat hanyalah objek itu
                         saja yang dianggap benar dan nyata.
                      b)  Savikalpa  yaitu  pengamatan  yang  menentukan.  Pengamatan  terhadap  suatu
                         objek yang dibarengi dengan pengenalan terhadap ciri-ciri, sifat-sifat dan juga
                         subjeknya sehingga pengamatan ini sifatnya menyeluruh.
                   2)  Anumāna Pramāṇa yaitu pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek dengan
                      menarik pengertian dari tanda-tanda yang diperoleh (linga) yang merupakan suatu
                      kesimpulan dari objek yang ditentukan, disebut juga Ṣaḍya. Hubungan kedua hal
                      tersebut  di  atas  disebut  dengan  nama  Wyapi.  Selanjutnya  Anumāna  Pramāṇa,
                      yang sangat penting dalam suatu proses pengamatan dalam Nyāya Darśana ini.
                      Dalam pengamatan dengan Anumāna Pramāṇa terdapat suatu perantara di antara
                      subjek dan objek, di mana pengamatan langsung dengan indra saja tidak dapat
                      secara langsung menyimpulkan hasil dari pengamatan, tetapi melalui beberapa
                      tahapan (avayaya).



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   119
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131