Page 129 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 129
1) Pada bab I berisi keseluruhan kelompok padārtha atau kategori-kategori yang
dapat dinyatakan.
2) Pada bab II berisi penetapan tentang benda-benda
3) Pada bab III berisi uraian tentang Jīva dan indra dalam
4) Pada bab IV berisi uraian tentang badan dan bahan penyusunnya
5) Pada bab V berisi tentang Karma atau kegiatan
6) Pada bab VI berisi uaraian tentang Dharma atau kebajikan menurut kitab suci.
7) Pada bab VII berisi uraian tentang sifat-sifat dan Samavāya (keterpaduan atau
saling berhubungan)
8) Pada bab VIII berisi tentang wujud pengetahuan, sumbernya dan sebagainya
9) Pada bab IX berisi tentang pemahaman tertentu atau yang konkrit, dan
10) Pada bab X berisi uraian tentang perbedaan sifat dari Jīva.
Sistem filsafat ini terutama dimaksudkan untuk menetapkan tentang Padārtha,
tetapi Rsi Kanada membuka pokok permasalahan dengan sebuah pengamatan tentang
intisari dari Dharma, yang merupakan sumber dari pengetahuan inti dari Padārtha.
Sūtra pertama berbunyi: ”Ytao bhyudayanihsreyasa siddhiḥ sa dharmaḥ” artinya,
Dharma adalah yang memuliakan dan memberikan kebaikan tertinggi atau Moksa
(penghentian dari penderitaan).
b. Pokok-Pokok Ajaran
Padārtha secara harfiah artinya adalah arti dari sebuah kata, tetapi di sini Padārtha
adalah satu permasalahan benda dalam filsafat. Sebuah Padārtha merupakan suatu
objek yang dapat dipikirkan (artha) dan diberi nama (pada). Semua yang ada, yang
dapat diamati dan dinamai, yaitu semua objek pengalaman adalah Padārtha. Benda-
benda majemuk saling bergantung dan sifatnya sementara, sedangkan benda-benda
sederhana sifatnya abadi dan bebas.
Padārtha dan Vaiśeṣika Darśana, seperti yang disebutkan oleh Rsi Kanada
sebenarnya hanya 6 buah kategori, namun satu katagori ditambahkan oleh penulis-
penulis berikutnya, sehingga akhirnya berjumlah 7 katagori (Padārtha), yaitu:
1) Substansi (dravya).
Substansi adalah zat yang ada dengan sendirinya dan bebas dari pengaruh unsur-
unsur lain. Namun unsur lain tidak dapat ada tanpa substansi. Substansi (dravya)
dapat menjadi sebab yang melekat pada apa yang dijadikannya. Atau dravya dapat
menjadi tidak ada pada apa yang dihasilkannya. Contoh: tanah sebagai substansi
telah terdapat pada periuk yang terbuat dari tanah. Jadi tanah itu selalu dan telah
ada pada apa yang dihasilkannya, sedangkan periuk itu tidak dapat terjadi tanpa
substansi (tanah). Demikian pula halnya kategori lain tidak dapat ada tanpa substansi
(zat) seperti beraneka ragam minuman tidak dapat terjadi tanpa air (zat cair), tapi air
dapat ada walaupun tidak adanya bermacam-macam minuman.
Ada sembilan substansi yang dinyatakan oleh Vaiśeṣika, yaitu (1) Tanah (pṛthivī);
(2) Air (āpah, jala); (3) Api (tejah); (4) Udara (vāyu); (5) Ether (ākāśa); (6) Waktu
(kāla); (7) ruang (dis); (8) diri/roh (Jīva); dan (9) pikiran (manas). Semua substansi
122 | Kelas X SMA/SMK

