Page 132 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 132
e) Hubungan antara substansi kekal dan substansi khusus. Menurut sistem
Vaiśeṣika, partikel subatomis (paramānu) setiap substansi abadi memiliki ciri-
ciri khusus yang tidak membiarkan atom dari satu substansi bercampur dengan
atom substansi lainnya. Ciri khusus (Viśeṣa) dipertahankan oleh partikel
subatomis masing-masing melalui ‘hubungan tak terpisahkan’ (samavāya).
7) Penyangkalan, Negasi, Non-Eksistensi (abhāva)
Kategori ini menunjukkan sebuah objek yang telah terurai atau larut ke dalam partikel
subatomis terpisah melalui pelarutan universal (mahapralaya) dan ke dalam ketiadaan
(nothingness). Semua benda-benda yang ada dan bernama digolongkan sebagai bhava,
sedangkan entitas yang sudah tidak ada digolongkan sebagai abhāva. Sebenarnya
kategori ini bukan merupakan sebuah klasifikasi seperti kategori lainnya, namun hanya
modus pengaturan negatif. Abhāva, yang merupakan kategori ke 7, ada 4 macam, yaitu:
a) Pragabhāva, yaitu ketidakadaan dari suatu benda sebelumnya. Contohnya:
ketidak adaan periuk sebelum dibuat oleh pengrajin periuk.
b) Dhvaṅsabhāva, yaitu penghentian keberadaan, misalnya periuk yang dipecahkan,
di mana dalam pecahan periuk itu tak ada periuk.
c) Atyāntabhāva, atau ketidakadaan timbal balik, seperti misalnya udara yang dari
dulu tidak pernah berwarna atau pun berbentuk.
Ketiga ketidakadaan ini disebut sebagai Samsarga-bhava, yaitu ketidakadaan
suatu benda dalam benda yang lain.
d) Anyonyābhāva, atau ketidak adaan mutlak, dimana antara benda yang satu sama
sekali tidak ada persamaannya dengan yang lain, seperti sebuah periuk yang
tidak sama dengan sepotong pakaian, demikian pula sebaliknya.
Ṛṣi Kaṇāda di dalam Sūtra-nya tidak secara terbuka menunjukkan tentang
Tuhan. Keyakinannya adalah bahwa formasi atau susunan alam dunia ini merupakan
hasil dari Adṛṣṭa yaitu kekuatan yang tak terlihat dari karma atau kegiatan. Beliau
menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula melalui prinsip Adṛṣṭa ini. Para
pengikut Rṣi Kaṇāda kemudian memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien
dari alam semesta, sedangkan atom-atom adalah materialnya. Atom-atom yang tak
terpikirkan itu tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk menjalankan alam semesta
ini secara teratur. Namun yang pasti, aktivitas atom-atom itu diatur oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa. Kesimpulan dari otoritas kitab suci seperti ini mengharuskan kita untuk
mengakui adanya Tuhan.
Kecerdasan yang membuat Adṛṣṭa dapat bekerja adalah kecerdasan Tuhan,
sedangkan lima unsur (pañca mahābhūta) hanya merupakan akibat. Semua ini
harusnya didahului oleh ‘keberadaan’ yang memiliki pengetahuan tentang itu adalah
Tuhan. Roh-roh dalam keadaan penghancuran, kurang memiliki kecerdasan, sehingga
mereka tidak dapat mengendalikan aktivitas atom-atom dan dalam atom-atom itu
sendiri tidak ada sumber gerakan.
Pada sistem Vaiśeṣika, seperti halnya sistem Nyāya, susunan alam semesta ini
diduga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan
kekal. Kosmologi Vaiśeṣika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi bersifat
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 125

