Page 135 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 135

alam semesta dan selanjutnya muncul Buddhi dan Ahaṁkāra. Dari Ahaṁkāra muncul
                 Manas atau pikiran, yang membawa perintah-perintah dari kehendak melalui organ-
                 organ kegiatan (Karma Indriya).
                   Sattvam  merupakan  keseimbangan,  sehingga  apabila  Sattvam  lebih  berpengaruh,
                 terjadilah  kedamaian  atau  ketenangan.  Rājas  merupakan  aktivitas,  yang  dinyatakan
                 sebagai  Rāga-Dveṣa,  yaitu  suka  atau  tidak  suka,  cinta  atau  benci,  menarik  atau
                 memuakkan. Tamas merupakan belenggu dengan kecenderungan kelesuan, kemalasan,
                 dan kegiatan yang dungu atau bodoh, yang menyebabkan khayalan atau Aviveka (tanpa
                 perbedaan). Sāṁkhya menerima teori pengembangan dan penyusutan, di mana sebab
                 dan akibat merupakan keadaan yang belum berkembang dan pengembangan dari suatu
                 substansi yang sama.
                   Gambaran  sentral  dari  filsafat  Sāṁkhya  adalah  bahwa  akibat  benar-benar  ada
                 sebelumnya di dalam penyebab, seperti seluruh keberadaan pepohonan yang dalam
                 keadaan terpendam atau tertidur dalam benih (biji), demikian pula seluruh alam raya ini
                 ada dalam keadaan tertidur dalam Prakṛti, yaitu Avyakṛta (tak terbedakan).
                   Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang proses pengembangan dan
                 penyusutan, Sāṁkhya menguraikannya sebagai berikut: dari pertemuan antara Puruṣa dan
                 Prakṛti, timbullah Mahat (yang agung), yang merupakan benih alam semesta, di mana segi
                 psikologinya disebut sebagai Buddhi, yang memiliki sifat-sifat kebajikan, pengetahuan,
                 tidak bernafsu. Perbedaan antara Mahat dan Buddhi adalah, Mahat merupakan asas kosmis
                 sedangkan Buddhi merupakan asas kejiwaan (merupakan unsur kejiwaan tertinggi). Dari
                 Buddhi timbullah Ahaṁkāra yang merupakan asas individuasi atau asas keakuan, yang
                 menyebabkan segala sesuatu memiliki latar belakang sendiri-sendiri.
                   Perkembangan  kejiwaan  yang  pertama  adalah  Ahaṁkāra  adalah  Manas  yang
                 merupakan pusat indra yang bekerja sama dengan indra-indra yang lain mengamati
                 kenyataan di luar badan manusia. Tugas Manas adalah untuk mengkoordinir rangsangan-
                 rangsangan indra, dan mengaturnya sehingga menjadi petunjuk dan meneruskannya
                 kepada Ahaṁkāra dan Buddhi. Sebaliknya, Manas juga bertugas meneruskan putusan
                 kehendak Buddhi  kepada peralatan indra yang lebih rendah. Buddhi, Ahaṁkāra dan
                 Manas secara bersama-sama disebut sebagai peralatan bhatin atau Antaḥkaraṇa.
                   Perkembangan kejiwaan yang kedua adalah Pañca Indra persepsi (Buddhendriya
                 atau Jñānendriya), yaitu :
                 1)  Penglihatan
                 2)  Pendengaran
                 3)  Penciuman
                 4)  Perabaan, dan
                 5)  Perasa
                   Perkembangan  kejiwaan  yang  ketiga  disebut  sebagai  Karmendriya  atau  organ
                 penggerak, yaitu :
                 1)  Daya untuk berbicara
                 2)  Daya untuk memegang
                 3)  Daya untuk berjalan




                 128  | Kelas X SMA/SMK
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140