Page 131 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 131

Karena Tuhan sebagai sumber gerakan alam ini, maka Tuhan Maha Mengetahui
                 segala  gerak  dan  perilaku  benda-benda  di  alam  ini.  Termasuk  mengetahui  benar
                 perilaku  (karma)  manusia.  Ada  5  macam  gerak,  yaitu  (1)  Utkṣepaṇa  (gerakan  ke
                 atas); (2) Avakṣepaṇa (gerakan ke bawah); (3) A-kuñcana (gerakan membengkok); (4)
                 Prasaraṇa (gerakan mengembang); dan (5) Gamana (gerakan menjauh atau mendekat).
                 4)  Universalia (sāmānya)
                   Samanya bersifat umum yang menyangkut 2 permasalahan, yaitu sifat umum yang
                 lebih tinggi dan lebih rendah, dan jenis kelamin dan spesies. Dalam epistemologi,
                 hal ini mirip dengan konsep universalia dan agak mirip dengan idenya Plato. Ia ada
                 dalam semua dan dalam masing-masing objek, namun tidak berbeda dalam objek
                 partikular yang berbeda. Karenanya ide ‘kesapian’ adalah tunggal dan tidak dapat
                 dianalisis. Ide itu selalu hidup, tetapi tidak dapat dimengerti melalui dirinya sendiri,
                 namun hanya melalui seekor ‘sapi’ khusus. Walaupun tampak bersama, namun ‘sapi’
                 dan ‘kesapian’ dipahami sebagai dua entitas berbeda. Dari universalia-universalia ini,
                 ‘Ada’ (being, satta) adalah yang tertinggi, karena ia memberikan ciri pada banyak
                 sekali entitas.
                 5)  Individualitas (viśeṣa)
                   Kategori ini menunjukkan ciri atau sifat yang membedakan sebuah objek dari
                 objek lainnya. Sistem Vaiśeṣika diturunkan dari kata viśeṣa, dan merupakan aspek
                 objek  yang  mendapat  penekanan  khusus  dari  para  filsuf    Vaiśeṣika.  Kategori  ini
                 berurusan  dengan  ciri-ciri  khusus  ke  sembilan  substansi  (dravya).  Dalam  sistem
                 Vaiśeṣika, unsur tanah, air, api, udara, dan pikiran dibangun dari atom (paramānu),
                 sedangkan  eter,  ruang,  waktu  dan  jiwa  dianggap  sebagai  substansi  sangat  khusus
                 tanpa dimensi atau visibilitas. Inilah yang menyebabkan sistem darśana ini disebut
                 Vaiśseṣika Darśana.
                 6)  Hubungan Niscaya (samavāya)
                   Dimensi  objek  ini  menunjukkan  hakikat  hubungan  yang  mungkin  antara
                 kualitas-kualitasnya  yang  inheren.  Hubungan  ini  dapat  dilihat  bersifat  sementara
                 (saṁyoga) atau permanen (samavāya). Saṁyoga adalah hubungan sementara seperti
                 antara sebuah buku dan tangan yang memegangnya. Hubungan selesai ketika buku
                 dilepaskan dari tangan. Di sisi lain, samavāya adalah sebuah hubungan yang tetap
                 dan hanya berakhir ketika salah satu di antara keduanya dihancurkan.  Ada lima jenis
                 hubungan yang tetap dan entitas yang tetap atau tidak terpisahkan ini (ayūta-siddḥa):
                   a)  Hubungan  keseluruhan  dengan  bagian-bagiannya,  seperti  sehelai  kain  dan
                      benang-benangnya.
                   b)  Hubungan  kualitas  dengan  objek  yang  memilikinya,  seperti  kendi  air  dan
                      warna merahnya.
                   c)  Hubungan antara tindakan dan pelakunya, seperti tindakan melompat dan kuda
                      yang melakukannya.
                   d)  Hubungan  antara  partikular  dengan  yang  universal,  ibarat  satu  jenis  sapi
                      dengan seekor sapi atau bangsa Jepang dan seorang Jepang.





                 124 | Kelas X SMA/SMK
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136