Page 75 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 75

pelaksanaan ritual tetapi juga diarahkan pada spiritualitas. Jangan sampai sebagai
                 bagian dari bangsa ini, umat Hindu yang agamais, dengan  upacara agama yang
                 semarak setiap hari, tetapi  pada saat yang sama juga melakukan hal tercela, seperti
                 korupsi sehingga menjadikan  negara ini selalu menduduki peringkat atas negara-
                 negara terkorup yang dibuat oleh lembaga-lembaga penilai internasional.


                 Memahami Teks
                   Adapun jenis Upaveda yang paling penting adalah yang tergolong Arthaśāstra.

                 Arthaśāstra  adalah ilmu tentang politik  atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-
                 dasar ajaran Arthaśāstra terdapat dihampir semua bagian kitab sastra dan Veda. Di
                 dalam Rgveda maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok pemikiran mengenai
                 Arthaśāstra.  Penjelasan  lebih  lengkap  dapat  ditemukan  dalam  kitab  Itihāsa  dan
                 Purāna.
                   Kitab Mahābhārata dan Rāmāyana boleh dikatakan memuat pokok-pokok ajaran
                 Arthaśāstra dengan nama Rājadharma. Mulai pada abad ke VI SM., bentuk naskah
                 Arthaśāstra mulai memperlihatkan bentuknya yang lemgkap dan sempurna setelah
                 Dharmaśāstra meletakkan pokok-pokok pikiran mengenai Arthaśāstra itu. Pada abad
                 ke IV SM., Kautilya menulis bukunya yang pertama dengan nama Arthaśāstra. Kitab
                 Arthaśāstra inilah yang dianggap paling sempurna sehingga dengan demikian kita
                 dapat mengatakan bahwa Kautilya atau Canakya atau Viṣṇugupta dapat kita anggap
                 sebagai Bapak Ilmu politik Hindu.
                   Relevansi  isi  Arthaśāstra  yang masih  relevan  dengan  alam  pikiran  politik
                 modern di Barat, terdapat di dalam ungkapan kitab Arthaśāstra itu. Karena itu untuk
                 mendalami  ilmu  politik  Hindu  dianjurkan  agar  disamping membaca  Itihāsa  dan
                 Purāna, supaya membaca Dharmaśāstra dan Arthaśāstra karya Canakya itu. Dari
                 berbagai tulisan, dapat disimpulkan bahwa istilah Arthaśāstra adalah bukan satu-
                 satunya istilah yang dikenal dalam kitab sastra Veda. Mengenai penulis di bidang
                 Arthaśāstra pun banyak pula. Nama-nama yang banyak disebut antara lain: Manu,
                 Yajñavalkya, Usaṇa, Bṛhaspati, Visalaksa, Bharadvāja, Parasara dan yang terakhir
                 dan paling banyak disebut-sebut adalah Kautilya sendiri.
                   Dalam Arthaśāstra terdapat empat aliran pokok. Perbedaan tampak dari sistem

                 penerapan ilmu politik berdasarkan ilmu yang diterima sebagai sistem untuk mencapai
                 tujuan hidup  Manusia (Purusārtha).  Bhagavad  Sūkra  yang menulis  Arthaśāstra
                 dengan nama Śukrānitiśāstra. Buku ini berisikan ajaran-ajaran teori ilmu politik yang
                 ditulis dalam ± 2200 sair. Disamping itu Kamāṇdaka juga telah menulis Nitiśāstra
                 yang semuanya memberi pandangan yang luas tentang ilmu politik.
                   Kitab ini ditulis oleh Kautilya saat mana keadaan politik di negeri India kacau,
                 para  pejabat  atau  bangsawan  sibuk  berpesta  pora,  negara  tidak  terurus,  korupsi
                 merajalela di sana-sini, yang menjadi korban adalah rakyat, rakyat dibebani berbagai
                 macam pajak dan iuran atau pungutan yang tidak perlu. Terlebih lagi India saat itu
                 mengalami ancaman ekspedisi militer dari Kaisar Alexander Yang Agung raja Yunani.



                 68   | Kelas X SMA/SMK
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80