Page 27 - PANDUAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS RISET oke_Neat
P. 27

pemahaman  peserta  didik  tentang  Sejarah  Nasional/
               Sejarah  Indonesia  karena  sebenarnya  sejarah  lokal
               merupakan  pelengkap  dari  sejarah  nasional  (Bahri  et  al.,
               2021).
                     Dalam  pengajaran  sejarah  lokal  peserta  didik  akan
               mendapatkan  contoh-contoh  dan  pengalaman-pengalaman
               dari    berbagai     tingkat   perkembangan       lingkungan
               masyarakatnya.  Pendeknya,  mereka  akan  lebih  mudah
               menangkap  konsep  waktu  atau  perkembangan  yang
               menjadi kunci penghubungan masa lampau, masa kini, dan
               masa  mendatang.  Sesuai  dengan  sifat  materi  dan  sumber
               sejarah lokal, maka peserta didik akan menjadi lebih peka
               terhadap  lingkungan  sosial  dan  budayanya.  Peserta  didik
               lebih pula terdorong mengembangkan ketrampilan khusus
               seperti  mengobservasi,  wawancara,  mengumpulkan  dan
               menyeleksi     sumber,     mengadakan       klasifikasi   dan
               mengidentifikasi  konsep,  serta  melakukan  generalisasi,
               yang mana semuanya ini mendorong bagi berkembangnya
               proses belajar yang bersifat inquiry (Kuswono et al., 2021).
                     Sebagai kegiatan pembelajaran yang menarik, seorang
               pengajar dapat memilih model mana dari eksplorasi sejarah
               lokal  yang  dapat  digunakan.  Seperti  diketahui  bahwa
               pengembangan  metode  pengajaran  sejarah  lokal  ini
               mempunyai  beberapa  alternatif  pilihan.  Pertama,  tipe
               penyajian  informasi  sejarah  lokal  dari  pengajar  kepada
               peserta didik tanpa mengharuskan peserta didik berada di
               lapangan.  Model  dan  tipe  ini  masih  konvensional  seperti
               metode  pembelajaran  sejarah  lainnya  yang  mungkin
               membuat  peserta  didik  tetap  merasa  jenuh  dan  bosan.
               Kedua,  pengajar  dapat  membuat  model  penjelajahan
               lingkungan sekitar. Tipe ini dapat diterapkan pada peserta
               didik  baik  yang  masih  di  sekolah  dasar  maupun  sekolah
               menengah atas, walau dengan intensitas kedalaman materi
               dan riset yang berbeda. Ketiga, pengajar dapat menerapkan
               model  lawatan  sejarah  sebagai  upaya  mengeksplorasi
               kekayaan sejarah lokal dan budaya yang dimilikinya (Fikri,
               2019).  Pengajar  dapat  memanfaatkan  museum  daerah


                                                                               23
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32