Page 27 - ANAK KOS DODOL
P. 27

terbayang  kasurku  yang  empuk  di  koa-an.  Juga  mbak  Nem  tersenyum  membawakan  sepiring
               lotek dan jus alpukat.


               Aku  mulai  berhalusinasi.  Aku  jatuh  sempoyongan  dan  disambut  pekikan  teman-teman
               sekelompokku. ''aku bisa kok... Tenang aja,'' bisikku berusaha bangkit. Gengsi dong sama Ine
               dan cewek-cewek lain! Mereka masih segar bugar dan ceria! Tas ransel dan perlengkapan perang
               lain akhirnya di bawakan oleh kakak pemandu. Aku hanya membawa selembar badan tipis tapi
               seksi




               ketika aku koleps untuk kedua kalinya,  semuanya heboh. ''barangnya aku bawain aja! Terlalu
               berat kali!'' sela seorang kakak tingkat. Aku berusaha menoleh untuk melihat wajah cowok yang
               penuh kasih sayang itu. Oh, my hero, apakah aku ada di surga? Marry me!



               ''barang bawaan yang mana? Dari tadi juga tasnya aku yang gendong!'' balas seseorang dengan
               sewot. Hehe... Ampuni aku, kak!




               Setelah berjam-jam perjalanan yang penuh derita, akhirnya sampai juga di puncak. Ya, aku tiba
               terakhir  sambil  ''diseret''  anak  Mapala  di  tim  penyapu!  Asli!  Aku  malu  banget!  Harga  diriku
               habis di telan ledekan dan tawa penuh celaan seluruh rombongan. Sialaaaan!.



               Alhamdulillah, melihat pemandangan dari puncak gunung, pepohonan nan rimbun, danau kawah
               warna-warni  di  kejauhan,  belum  lagi  menghirup  udara  yang  murni  dan  bebas  polusi,  hilang
               semua rasa sebal, pusing, mual, capek, sesal dan teman-temannya. Seluruh penderitaanku tadi
               terbayar.




               Perasaan  kagum  akan  kebesaran  Tuhan  membuncah.  Hati  jadi  tentram,  tenang  dan...
               Sentimental. Duiile, tiba-tiba pengen memeluk seseorang dehh! Tak sadar aku merangkul bahu
               orang  di  sebelahku.  Dia  balas  merangkulku  lebih  erat.  Aku  menoleh.  Cowok  gondrong  dekil
               bergigi kuning menatapku sambil senyum mesra. Huaaaaaaa, si udin daki! Aku buru-buru ngacir.
               Pliis deh...
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32