Page 23 - ANAK KOS DODOL
P. 23
BAB 6
Maafkan aku, Nisa
anak seribu pulau. Ingat kan, film dokumenter terkenal karya Garin Nugroho jaman dulu banget?
Itu jadi dulukan anak sekos-an karena aku hidup nomaden. Mulai bayi merah hingga kini kuliah,
banyak daerah telah kujelajahi. Anaknya yang kiyut*hehe.. Jadi setiap beliau pindah, kamo ikut
boyongan kemana pun itu.
Susahnya, mesti nyesuain diri dengan tingkat pendidikan dan lingkungan baru, jadinya nilai
raportku ikutan naek-turun mengikuti proses adaptasi *halah, alasan! Enaknya, aku jadi punya
banyak sahabat di berbagai daerah. Ada Rosita di palembang, Sri di makassar, Rosnia di papua,
dan banyak lagi. Tapi, ada seorang sahabat yang nggak mngkin terlupakan.
Annisa namanya. Kami satu sekolah di SMPN 1 abepura, papua. Belasan tahun lalu. Waktu itu
aku baru saja naik kelas 2 dan dia anak baru dari nganjuk, jawa timur. Awalnya aku menganggap
dia sombong. Mukanya itu lho, jutek abis. Tipe wajah yng mengajak perang dan mudah
mengundang musuh hihi.. Buktinya, dia beberapa kali nyaris di kroyok cewek-cewek sekelas
karena cemburu *eh, aku kok nggak pernah dicemburui ya? Xixixi...
Tapi setelah berkali - kali 'terpaksa' pulang bareng, ternyata kami cocok. Kami bisa ngobrol
berjam-jam tanpa kehabisan bahan. Mulai dari cowok, musik, film, apa saja. Kami jadi lengket
tak terpisahkan. Klop banget. Pernah nggak merasakan hal itu dengan seseorang?
Kami tak sekelas tapi ke mana-mana selalu berdua. Belajar di perpusm nonton bioskop *satu-
satunya di jayapura, piknik, berendam di sungai hingga naik bukit yang mengelilingi Kotaraja
dalam *anak dusun bangeet!, adalah sebagian dari kegiatan harian kami.
Waktu 3 SMP, aku dan nisa pengen banget meniru upacara ritual ala indian seperti film-film.
Menjadi saudara sedarah gitu lho. Kami bahkan sudah menyiapkan sebatang jarum baru.
Rencananya, tuh jarum bakal ditusukkan ke jari telunjuk masing-masing. Seperti cek darah di
rumah sakit. Lalu kami akan menempelkan jari yang luka hingga darahnya bercampur. Sesudah