Page 24 - ANAK KOS DODOL
P. 24

itu, resmilah kami saudara sedarah! Sukses? Hmm. Nggak :| hehe. Sebelum nisa menusukkan
               jarum ke jariku, aku kabur sekencangnya. Hehehe. Aku kan phobia jarum suntik, bo!




               Hari-hariku  makin  ceria  karena  annisa.  Seru.  Hingga  pas  kenaikan  kelas  dua  SMA,  ayahku
               pindah tugas ke palembang. Kami mesti berpisah. Sakit rasanya. Aku ingat, kami menangis di
               gerbang  kompleks  perumahanku.  Sekali  lagi  mengikrarkan  janji  kami.  ''janji  ya,  kuliah  nanti
               kamu mesti di djokdja, kita ketemu dan kos bareng.. Pegang ya janji kita!'' katanya memelukku
               erat.  Aku  mengangguk.  Djokdja  3  tahun  lagi.  Bukan  waktu  yang  singkat.  Aku  bakal  kangen
               sama dia.




               Janji  itu  terus  kuingat  dan  berusaha  kupenuhi.  3  tahun  kemudian,  aku  dan  Nisa  ketemu  di
               Djokdja!  Dia  makin  cantik!  Rasanya  kayak  mimpi!  Aku  bahagia  sekali  dan  memeluknya  di
               tengah  keramaian  Malioboro  *dah  kayak  syuting  sinetron!  Kembali  pulang  saudaraku  yang
               hilang!  Hiks,  sayangnya  kami  beda  kampus  dan  letaknya  berjauhan  pula.  Tak  mngkin  kami
               memaksakan kos bareng seperti janji dlu.



               Awalnya, kami rutin ketemuan seminggu sekali kayak orang pacaran. Tapi lama-lama, karena
               kuliah  yang  padat,  teman  dan  kegiatan  baru  yang  seru,  jadwal  ketemu  makin  langka.  Sering
               sekali aku  dan  Nisa  janjian  ketemu  tapi  saat-saat  terakhir,  aku  batalin. Tak  tahu  ya,  tiba-tiba
               malas siang-siang ngebis, capek dyehh. Kadang bahkan dengan alasan yang dibuat-buat.




               Setelah berkali-kali tertipu, nisa marah besar. Ia tak mau bertemu lagi, tak mau membalas telpon
               dan  smsku.  Berkali-kali  aku  minta  maaf,  tak  digubris.  Ia  terlanjur  kecewa.  Bertahun-tahun
               tinggal di kota yang sama kami tak bertegur sapa. Huhuhuhu... Aku nyesal banget, sumpah!



               Hari ini, aku membeli setangkai bunga Bakung untuk si keras kepala itu. Rasanya bunga cantik
               ini pas sekali untuk menggambarkan penyesalanku. Hari ini, aku ingin datang dan mengetuk hati
               annisa lagi. Sungguh, ketika kata-kata menjadi basi, mungkin lewat bakung  ungu ini, ia akan
               memberiku sebaris maaf.




               *untuk sahabatku sepanjang masa, Annisa Agustine, kembalilah bersinar, cantik... Aku ada di
               sini untukmu...
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29