Page 116 - hujan
P. 116

14



















                PENUGASAN              pertama    di   Sektor   4   berjalan   lancar.   Lail   dan   Maryam

                kembali  ke  kota  sehari  sebelum  libur  panjang  berakhir.  Wajah-wajah  lelah  yang

                tetap riang memenuhi kapsul kereta.
                  ”Aku  mungkin  butuh  tidur  24  jam  penuh  setiba  di  panti,”  Maryam  bergurau,

                mengusap rambut kribonya yang mulai pan jang mengembang.

                  Lail  tertawa.  Jika  Maryam  yang  Jsiknya  paling  kuat  merasa  lelah,  apalagi  yang

                lain.
                  ” Kamu tidak tertawa melihat rambutku, Lail?” Maryam me lotot.

                  Lail menepuk dahi. Siapa pula yang menertawakan rambut kribo Maryam?

                  Mereka  tiba  di  panti  sosial  menjelang  gelap.  Panti  itu  terlihat  ramai,  hampir
                semua penghuninya telah kembali dari aktivitas liburan panjang.

                  Setelah   membereskan      barang   bawaan,   mandi,   makan    malam,    berkumpul     di

                ruang bersama sebentar, menyapa  penghuni  panti  yang  lama  tidak  bertemu,  Lail
                akhirnya    bisa   berbaring   nyaman    di   ranjangnya.   Dia   rindu   kamarnya,   rindu

                tempat tidur ber tingkat nya.

                  Di ranjang bawah, Maryam asyik membaca buku.
                  ”Apakah    kamu    sudah   memikirkan     akan   kuliah   atau   tidak,   Maryam?”   Lail

                bertanya, kepalanya melongok ke bawah.

                  ” Entahlah,” Maryam menjawab pendek, terus membaca.
                  ” Tahun depan kita lulus.”

                  ”Aku tahu.”

                  ” Kita mungkin sudah harus serius sekolah.”
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121