Page 119 - hujan
P. 119
Ada banyak anak yang sedang menonton televisi.
”Ada apa?” Maryam bertanya kepada kerumunan.
Lail menatap layar televisi. Dia segera tahu apa yang sedang ditonton teman-
temannya.
Breaking news.
Koalisi negara-negara subtropis secara resmi menerbangkan delapan pesawat
ulang-alik ke angkasa, melepas anti gas sulfur dioksida di lapisan stratosfer.
Malam itu bencana baru telah datang. Tidak seperti gunung meletus yang
akibatnya langsung terlihat, kali ini rantai akibat nya panjang dan tidak terlihat
solusinya.
***
2
Ruangan kubus 4 x 4 m berwarna putih itu kembali lengang.
Elijah, terdiam. Sejak tadi dia terus menebak-nebak ke mana arah cerita pasien
di atas sofa hijau. Selama ini, pasien yang dia tangani me mutuskan melakukan
terapi hanya karena tidak tahan lagi menghadapi banyak masalah, kehilangan
harapan, ingin melupa kan kejadian yang menyakitkan, trauma, dan depresi.
Hanya itu. Ceritanya juga dalam ruang lingkup terbatas, seperti masalah
keluarga, tempat kerja, atau kegagalan sekolah. Tapi gadis usia 21 tahun di
hadapannya punya cerita yang sangat ber beda.
Cerita gadis ini justru berpusat pada masalah dunia sejak gempa bumi terjadi.
Semua orang tahu breaking news enam tahun lalu itu, tahun 2044. Elijah juga
menontonnya bersama-sama paramedis lain di rumah sakit. Dia menatap
pembawa acara yang memberitahukan bahwa tanpa mengindahkan suara-suara
keberatan dari negara tropis, intervensi atas lapisan stratosfer telah dilakukan.
Elijah ingat sekali kejadian itu. Teman-temannya berkerumun. Satu-dua me-
ngeluhkan keputusan sepihak, berseru marah. Satu-dua me nonton tanpa reaksi,
lebih banyak yang tidak peduli, meng anggap itu bukan masalah serius.
Apa hubungan cerita gadis ini dengan pusaran isu dunia ter sebut?
Elijah memperhatikan layar tablet setipis kertas HVS di tangan nya. Peta saraf
empat dimensi pasiennya baru separuh ter bentuk. Warna-warni biru, merah,