Page 121 - hujan
P. 121
15
LAIL dan Maryam menerima penugasan kedua dari Organisasi Relawan saat
liburan antarsemester. Tidak lama, hanya enam hari, mereka dikirim ke salah
satu daerah kategori Sektor 2. Tapi meski singkat, itu enam hari yang
mengagumkan. Mereka berdua benar-benar menemukan deJnisi seorang
relawan. Siap berkorban demi kepentingan orang lain. Siap mengutama kan
keselamatan orang banyak.
Tempat itu jauh lebih buruk dibanding penugasan pertama mereka. Area itu
terisolasi di lembah pegunungan, terletak di aliran sungai besar. Ada dua ” kota
kembar” dengan penduduk belasan ribu di sana. Satu kota terletak di hulu
sungai, di dekat bendungan irigasi, satu kota berikutnya di bagian hilir, terpisah
lima puluh kilometer. Setiap kota memiliki satu lokasi peng ungsi an, nyaris
seluruh penduduk tinggal di tenda pengungsian.
Bangunan kota hanya tersisa sepuluh persen, sisanya re runtuhan. Jalanan
masih hancur tanpa perbaikan tiga tahun ter akhir sejak gempa bumi.
Pemerintah kota sudah menyerah. Mereka tidak punya anggaran, tidak punya
tenaga, hanya meng andalkan bantuan dari luar. Sebagian besar penduduk yang
lebih beruntung, memiliki tabungan atau kerabat, pindah ke kota lain. Sisanya
yang tidak memiliki harta benda bertahan hidup di peng ungsian. Anak-anak
yatim-piatu, orang tua jompo, penyandang cacat, mereka sangat tergantung
bantuan relawan.
Bersama Lail dan Maryam, ada dua belas truk militer yang berangkat
membawa barang kebutuhan pokok, pakaian, per alatan medis, dan obat-obatan.