Page 10 - VETNESIA EDISI 33
P. 10

FOKUS UTAMA


           Edukasi: Komponen                                                    diantaranya adalah tantangan
                                                                                terkait aspek teknis dan sosial­
           Vital Dalam                                                          budaya. Tantangan terkait teknis
                                                                                berhubungan erat dengan
                                                                                bagaimana program dapat
           Pengendalian Dan                                                     mencapai cakupan vaksinasi
                                                                                minimal 70% pada saat vaksinasi
           Penanggulangan Rabies                                                massal. Tantangan ini dipengaruhi
                                                                                oleh terbatasnya sumber daya
           Di Indonesia                                                         termasuk belum cukupnya jumlah
                                                                                petugas dan vaksin yang
                                                                                dibutuhkan, distribusi vaksin di
           Oleh : Drh. Wahid Fakhri Husein  dan                                 wilayah pedesaan dan pedalaman,
                                                   1
                                                                                manajemen rantai dingin, besarnya
                   Drh. Pebi Purwo Suseno        2                              populasi anjing liar/diliarkan,
                                                                                pengendalian lalu lintas hewan
           Kedua penulis adalah pendiri Sahabat Anti Rabies (SAR), komunitas    penular rabies (HPR), serta mis­
           masyarakat Indonesia yang peduli dan berfokus pada edukasi tentang   informasi terkait penggunaan racun
           penyakit rabies dan pemberantasannya di Indonesia. Penulis pertama   untuk membunuh anjing yang
           merupakan National Technical Advisor untuk pengendalian zoonosis dan   dianggap sebagai salah satu
           EIDs, Emergency Center for Transboundary Animal Diseases, the Food   strategi memberantas rabies,
           and Agriculture Organization of the United Nations (UN­FAO) dan Penulis   padahal sebenarnya kontra
           kedua merupakan Medik Veteriner Madya pada Direktorat Kesehatan      produktif dan mengganggu
           Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,           pencapaian vaksinasi anjing
           Kementerian Pertanian serta merupakan anggota Ad Hoc Group for       massal.
           Rabies, the World Organisation for Animal Health (OIE).                 Aspek sosio­budaya juga
                                                                                sangat berpengaruh terhadap
                                                                                keberhasilan program
                                                                                pemberantasan rabies. Hal ini
                                                                                berhubungan dengan pengetahuan
                                                                                masyarakat terkait dengan rabies,
                                                                                mis­informasi yang beredar di
                                                                                masyarakat, serta peran anjing
                                                                                dalam kehidupan sosial
                                                                                masyarakat. Pengetahuan
                                                                                terhadap rabies berbeda diantara
                                                                                kelompok masyarakat dan
                                                                                dipengaruhi beberapa faktor,
                                                                                seperti tingkat edukasi, gender, dan
                                                                                umur.
                                                                                   Berdasarkan studi, orang
           Gambar 1. Peta Situasi Rabies di Indonesia (Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan)  dengan edukasi tinggi cenderung
                                                                                lebih tahu tentang rabies, dan laki­
          Tantangan, fakta, dan mis­         pada tahun 2004, walaupun          laki cenderung punya pengetahuan
          informasi tentang rabies           kemudian kasus kembali muncul di   lebih rendah tentang rabies
                                             Jawa Barat setahun setelah resmi   dibandingkan dengan perempuan.
             Sudah lebih dari 100 tahun      dibebaskan dan di Banten pada      Data juga menunjukan bahwa
          sejak kasus rabies pertama kali    tahun 2008.                        kejadian rabies paling umum terjadi
          dilaporkan di Indonesia, dan telah    Pemerintah Indonesia juga       pada anak­anak, dan lebih banyak
          banyak program yang                berhasil mempertahankan            terjadi pada anak laki­laki
          dilaksanakan, namun rabies masih   beberapa wilayah tetap berstatus   dibandingkan pada anak
          tetap menjadi salah satu ancaman   bebas dari rabies, seperti Provinsi   perempuan.
          kesehatan dan belum dapat          Kepulauan Riau, Provinsi Bangka       Mis­informasi lain terkait rabies
          diberantas. Pemerintah Indonesia   Belitung, Provinsi Papua, dan      adalah masih adanya anggapan
          tercatat pernah berhasil           Provinsi Papua Barat, sehingga     bahwa rabies seperti kesurupan
          membebaskan Pulau Jawa dari        saat ini terdapat 8 dari 34 provinsi   makhluk halus atau kena santet
          rabies secara bertahap pada tahun   yang mempunyai status bebas       ketika gejala sudah muncul,
          1997 untuk wilayah tengah dan      rabies.                            sehingga korban harus dibawa
          timur (Jawa Tengah, Jogjakarta,       Dalam pelaksanaannya,           berobat ke dukun. Selain keluarga,
          Jawa Timur), serta untuk wilayah   program pengendalian dan           dukun yang berinteraksi dengan
          barat (Jawa Barat, Jakarta,        penanggulangan rabies banyak       korban berisiko untuk dapat tertular
          Banten) berhasil dinyatakan bebas   menghadapi tantangan,             rabies dan justru menambah


                                    September 2021         10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15