Page 7 - VETNESIA EDISI 33
P. 7
FOKUS UTAMA
Optimalisasi
Pengendalian Dan
Penanggulangan
Rabies Dengan
Vaksinasi Dan
Tata Laksana Kasus
Gigitan Terpadu
Oleh : Drh. Pebi Purwo Suseno
Penulis adalah Medik Veteriner Madya, Direktorat Kesehatan
Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian bersama yang disebut ASEAN
Rabies Elimination Strategy
Rabies atau dikenal juga penanggulangan rabies. Adanya (ARES) – Rabies Free ASEAN by
sebagai penyakit anjing gila adalah ancaman kesehatan ini 2020 yang ditetapkan dalam 36th
penyakit yang disebabkan oleh merefleksikan belum maksimalnya ASEAN Ministerial Meeting on
virus dan dapat menyerang investasi pada kampanye Agriculture and Forestry (AMAF) di
berbagai mamalia, termasuk vaksinasi massal anjing dan juga Myanmar dan 12th ASEAN Health
manusia. Kejadian rabies pada masih terbatasnya ketersediaan Minister Meeting di Vietnam. Dalam
hewan maupun manusia hampir dan keterjangkauan terhadap strategi tersebut disepakati bahwa
selalu diakhiri dengan kematian vaksin anti rabies (VAR) untuk target pemberantasan rabies
(case fatality rate 100%) apabila manusia. ditetapkan pada tahun 2020.
gejala rabies sudah muncul. Sesuai dengan target global,
Penyakit ini ditularkan melalui Situasi rabies di dunia dan dokumen ARES ini sedang dalam
gigitan anjing (99%), dan sisanya Indonesia proses penyesuaian dan
oleh kucing dan kera. Meskipun pemutakhiran dengan merubah
rabies tidak dapat diobati, tetapi Pada saat ini lebih dari dua per target sesuai global pada tahun
penyakit ini sangat mungkin untuk tiga wilayah dunia masih 2030 serta komponen teknis
dicegah. melaporkan adanya kejadian pelaksanaan program
Badan Kesehatan Dunia rabies, baik pada hewan maupun pengendalian dan
(WHO) menyatakan bahwa rabies manusia. Di Indonesia sendiri penanggulangan.
sebagai salah satu penyakit yang tercatat bahwa 8 (delapan) provinsi
terabaikan (neglected disease), merupakan wilayah bebas rabies, Bagaimana mengendalikan
dan menjadi zoonosis yang namun wilayah provinsi lainnya rabies?
mematikan. Setiap tahun, penyakit masih berstatus tertular. Pada
ini mengakibatkan kematian bagi tahun 2015, berbagai negara di Dalam pengendalian dan
lebih dari 59.000 orang di seluruh dunia bersama mitra kerja penanggulangan penyakit,
dunia, khususnya di Asia dan internasional seperti WHO, termasuk rabies, diperlukan
Afrika. Sekitar 40% kasus terjadi organisasi pangan dan pertanian landasan pemikiran berdasarkan
pada anakanak di negara dunia (FAO), dan Organisasi aspek epidemiologi. Pada
berkembang. Di Indonesia sendiri, Kesehatan Hewan Dunia (OIE) prinsipnya untuk mengendalikan
angka kematian akibat rabies serta Global Alliance for Rabies penyakit menular, diperlukan upaya
bertahan diantara 100150 orang Control (GARC) mendeklarasikan untuk menurunkan tingkat
per tahun. Hal ini mengindikasikan target bahwa pada tahun 2030, penularan baru. Terdapat istilah
bahwa rabies masih terus menjadi dunia akan mencapai nol kasus yang disebut angka reproduksi
ancaman kesehatan bagi rabies pada manusia yang dasar (R ) yang merupakan
0
masyarakat. bersumber dari anjing (elimination perkiraan jumlah penularan
Adanya kasus kematian of dogmediated human rabies). sekunder yang diakibatkan dari
manusia akibat rabies menunjukan Pada tahun 2008, Indonesia satu kali infeksi dalam populasi
belum optimalnya sistem dan negaranegara ASEAN lainnya yang seluruhnya rentan.
kesehatan dan sistem kesehatan sepakat untuk melakukan eliminasi Berdasarkan teori, angka
hewan di Indonesia bekerja dalam peyakit rabies di kawasan ASEAN. reproduksi dasar yang lebih besar
pengendalian dan Hal ini dituangkan dalam strategi dari 1 (satu) maka jumlah
September 2021 7