Page 73 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 73

2.  Reaksi Alergi dan Intoleransi

                     Beberapa zat perasa, terutama yang berasal dari bahan-bahan alami seperti biji-bijian,
              dapat menyebabkan reaksi alergi atau intoleransi pada sejumlah orang. Misalnya, alergi terhadap

              kacang-kacangan atau biji-bijian tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi serius jika seseorang
              mengonsumsi zat perasa yang berasal dari bahan tersebut.

                   3.  Gangguan Metabolisme

                     Konsumsi zat perasa tertentu, terutama yang digunakan dalam makanan dan minuman
              yang diproses, telah dikaitkan dengan gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin,

              dan diabetes tipe 2. Hal ini terutama terkait dengan penggunaan pemanis buatan dan zat perasa
              lainnya yang dapat mempengaruhi regulasi nafsu makan dan metabolisme gula dalam tubuh.

                   4.  Gangguan Hormonal

                     Beberapa zat perasa sintetis telah diketahui memiliki kemampuan untuk mengganggu
              sistem hormonal dalam tubuh, yang dapat menyebabkan efek samping yang merugikan seperti

              gangguan reproduksi, gangguan endokrin, dan peningkatan risiko penyakit kronis.
                   5.  Efek Psikologis

                     Penggunaan zat perasa tertentu, terutama yang digunakan dalam makanan dan minuman
              yang  diproses,  telah  dikaitkan  dengan  efek  psikologis  seperti  peningkatan  keinginan  untuk

              makan berlebihan, kecanduan makanan, dan gangguan perilaku makan.


              H.  Analisis Zat Perasa

                     Analisis  kimia terhadap bahan-bahan  cita  rasa digunakan untuk  menentukan  struktur
              komponen kimia utama yang menyusun bahan cita rasa tersebut. Analisis ini sering digunakan

              dalam pengujian mutu suatu bahan pangan. Parameter yang diukur, misalnya indeks refraksi,
              berat jenis, total asam, kolorimetri, dan lain-lain. Cara analisis terbaru adalah menggunakan gas

              liquid chromatography (GLC). Cara ini hanya dapat digunakan untuk bahan-bahan volatil dan

              setiap senyawa akan mempunyai puncak (peak) yang spesifik. Dari aromagram suatu bahan
              dapat ditentukan senyawa-senyawa aroma apa yang terdapat. Untuk identifikasi senyawa aroma,

              cara yang paling mudah digunakan adalah dengan alat indra manusia. Cara ini dapat melengkapi
              analisis GLC dengan mengidentifikasi senyawa aroma khas dari suatu produk, menggolongkan

              jenis senyawa yang mempunyai puncak tertentu dan menentukan senyawa flavormatik yang

              menjadi komponen utama penyusun suatu aroma.

                     Selain GLC, metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography) juga banyak

              digunakan dalam analisis penyedap rasa karena dapat menentukan banyak komponen dan dapat
              menentukan zat-zat non volatil yang tidak bisa dianalisis melalui metode GLC. Metode HPLC
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78