Page 77 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 77

1.  Gugus Kepala Polar (Hidrofilik)

                     Gugus  dengan  sifat  fungsional  beragam,  umumnya  berupa  gugus  hidroksil  atau
              karboksil.  Gugus  kepala  dapat  pula  berasal  dari  gula  (sukrosa  dan  glukosa),  gula  alkohol

              (sorbitol), dan gliserol Gugus kepala dapat bermuatan (ionik) baik bermuatan positif (kationik),
              negatif  (anionik),  maupun  negatif  dan  positif  (amfoterik).  Oleh  karena  itu,  pengemulsi

              dikelompokkan  sebagal  ionik  (kationik,  anionik,  dan  amfoterik)  dan  non  ionik.  Kelemahan

              pengemulsi ionik adalah dapat berinteraksi dengan berbagai jenis lon membentuk kompleks
              yang  dapat  menurunkan  stabilitas  emulsi.  Karena  alasan  tersebut,  pengemulsi  non  ionik

              digunakan secara luas dalam industri pangan.
                 2.  Gugus Ekor (Hidrofobik)

                     Gugus ekor pengemulsi biasanya terdiri dari C16:0 (asam palmitat) atau asam lemak

              dengan rantai lebih panjang. Asam lemak dengan rantai lebih pendek seperti asam laurat mudah
              terhidrolisis menyebabkan bau sabun.. Asam lemak penyusun pengemulsi biasanya asam stearat,

              asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, atau campurannya. Jika asam stearat dan palmitat
              mendominasi, pengemulsi bersifat padat dengan titik leleh relatif tinggi. Jika asam oleat dan

              linoleat  mendominasi,  pengemulsi  bersifat  cair  pada  suhu  ruang.  Umumnya  lemak  yang
              dihidrogenasi parsial digunakan untuk mendapatkan pengemulsi dengan sifat plastis.















                                     Gambar 5.2 Pengemulsi berberat molekul rendah

                                               Sumber: McClements, 2000

                     Posisi gugus kepala dan gugus ekor pada antarmuka suatu sistem emulsi ditunjukkan
              pada Gambar 5.2. Gugus kepala digambarkan dalam bentuk bulat kecil yang berada pada fase

              akueos, sedangkan gugus ekor yang biasanya berupa asam lemak digambarkan dalam bentuk

              untaian  panjang  yang  berada  pada  bagian  minyak.  Jika  seluruh  permukaan  globula  lemak
              ditutupi oleh pengemulsi, maka tidak ada bagian minyak yang kontak dengan air sehingga emulsi
              menjadi stabil.
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82