Page 54 - Burung kekekow dan Gadis Miskin
P. 54
“Bu, sedih sekali rasanya melihat burung kekekow
disembelih,” kata sang adik sambil sesegukan dan
menghapus air matanya.
“Iya, Bu, tega sekali mereka dengan burung
kekekow. Apa salah burung kekekow? Mereka tidak
pernah diusik oleh burung kekekow. Malahan makanan
yang biasa kita berikan ke warga kampung itu semua
pemberian dari burung kekekow,” kata sang kakak
dengan sedihnya.
Melihat kedua anaknya bersedih, sang ibu segera
mengajak mereka pulang.
“Mari kita pulang, Nak. Kejadian ini memberikan
kita pelajaran bahwa kita tidak bisa bersikap rakus
terhadap sesuatu,” ujar sang ibu.
“Maksudnya rakus seperti apa, Bu?” tanya sang
adik kepada ibunya.
“Seharusnya warga kampung dan kepala kampung
tidak meminta sesuatu dengan cara memaksa sebab
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi
ini memiliki keterbatasan. Demikian pula halnya dengan
burung kekekow juga memiliki keterbatasan. Jadi,
46