Page 71 - MODUL SUFA REVISI
P. 71

bermarkas  di  Pedukuhan  Glundang,  sedangkan  COG  IV/B.I  dibawah  Lettu  R.

               Soetejo  membawahi  daerah  Bondowoso  Berat  dan  selatan  serta  Jember  Utara  dan

               bermarkas  di  pedukuhan  desa  Kembangan  curahdami,  sementara  komando

               Batalyon  sendiri  di  tempatkan  secara  mobil  dibawah  pengawalan  Lettu  Harjono,
               pembantu  Letnan  Moh.  Natsir,  Kopral  Ali  Barbar  dan  Madrin,  Prajurit  Izin  dan

               Satimin serta Kopral Sucipto dan Saha. Staf SI Batalyon Diserahkan pada Sherman

               kamirin dan Sersan Mustafa. Saat Terakhir komandan Batalyon bertempat di daerah

               wringin  yang  saat  itu  lazim  disebut  Indraloka.  Untuk  penanganan  sektoral
               penyerangan kemudian dibentuk pula seksi-seksi. Sexy macan kumbang di bawah

               Serma  M.  Sunyoto,  Yang  ditafsirkan  pada  COG  IV/B.II,    bermarkas  di  desa

               Tanggulangin Tegalampel.


                       Markasnya kemudian pindah ke pedukuhan Batu Putih dan gubrih Wringin

               menyusul diserangnya markas Tanggulangin oleh musuh, Di mana Komandan seksi

               Serma    M.  Sunyoto  Terkena  tembakan  di  bagian  kanan  pantatnya  dalam

               penyerangan  tersebut.  Saksi  lainnya  adalah  barisan  siluman  (BS)  Di  bawah
               pembantu Letnan astomo bermarkas di desa bales. turut aktif memimpin seksi ini

               Kasan,  Kyai  Asip    dan  pak  Ka’.  Pembentukan  COG  beserta  seksi-seksinya

               menjadikan serangan lebih terorganisir dan efektif, dan penyerangan di malam hari

               pun mulai dilancarkan ke lokasi-lokasi pertahanan musuh.


                       Dalam  berbagai  serangan  gerilya,  kemenangan  pasukan  yang  didukung

               sepenuhnya  oleh  rakyat  semakin  menampakan  hasil.  Pasukan  Musuh  mulai

               kewalahan menghadapi serangan yang dilancarkan secara tiba-tiba dan tak terduga

               sebelumnya. Mulai dari pos-pos pertahanan sampai dengan tangsi-tangsi pasukan
               menjadi sasaran serangan pejuang. Persenjataan sederhana yang digunakan pejuang

               semakin  bertambah  lengkap  dari  hasil  rampasan.  Penyelundupan  senjata  yang

               dilakukan  Mayor  (Al)  Jhon  Lee  dan  bantuan  persenjataan  yang  dibeli  Damanik

               Seorang  pengusaha  kaya  asal  Medan  semakin  menambah  semangat  perlawanan

               pejuang.  Selain  semakin  intens,  serangan  gerilya  juga  dilakukan  tanpa  mengenal
               waktu lagi, Pagi siang sore dan bahkan malam, sehingga tidak ada lagi ketenangan

               di  pihak  musuh.  Sebagai  pihak  yang  diserang,  mereka  harus  siaga  setiap  saat,


                                 E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI  64
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76