Page 83 - Kewirausahaan - Mashur Razak
P. 83

Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan                            71




                    Teori kepemimpinan karismatik dicitrakan sebagai
               kepemimpinan yang penting dalam hubungannya dengan
               kepuasan. Weber (dalam Wang & Jiang, 2005). memandang
               pemimpin karismatik sebagai mistis, narsistik, dan memiliki
               kemampuan personal yang magnetis. Pemimpin karismatik
               berinteraksi dengan orang lain melalui keyakinan-keyakinan
               dan perilaku yang unik. Pengaruh karismatik berakar
               pada nilai-nilai pemimpin, karakteristik kepribadian,
               dan perilaku, atribusi pengikut,  konteks, atau beberapa
               kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Pemimpin karismatik
               bersifat percaya diri, dominan, ekstraver, dan keyakinan
               kuat  akan nilai-nilai yang  dianut, serta keyakinan  dan
               moral yang dianggap benar. Tendensi perilaku pemimpin
               karismatik adalah melibatkan inspirasi untuk memotivasi
               tindakan kolektif, berperilaku dalam berbagai cara yang
               dapat menghasilkan model bagi pengikutnya, sensitif
               terhadap kecenderungan lingkungan, perilaku yang tidak
               konvensional, berani mengambil risiko, memformulasikan
               dan mengartikulasikan suatu visi. Sementara Nyquist dan
               Spence (dalam Andre, 2008) menjelaskan lima karakteristik
               dari kepemimpinan karismatik, yaitu: (1) percaya diri (self
               confidence), menjadi percaya diri baik dalam kemampuan
               personal  maupun dalam  memutuskan,  (2) visi  (vision),
               mengartikulasikan visi, menekankan ideologi, (3) perilaku
               yang    tidak    konvensional     (unconventional    behavior),
               menunjukkan perilaku yang baru, tidak konvensional,
               dan melawan norma-norma, (4) sensitivitas lingkungan
               (environmental sensitivity), menjadi  realistik mengenai
               ketersediaan sumber  daya dan  memberikan batasan-
               batasan yang mungkin tentang  apa yang dapat dan
               tidak dapat dilakukan, (5) sensitivitas terhadap bawahan
               (sensitivity ti followers), tanggap terhadap kebutuhan dan
               kemampuan bawahan, dan (6) model peran (role modeling),
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88