Page 185 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 185

mengambil buah di pohon. Beberapa ekor burung pemakan

               buah juga terbang hilir-mudik.
                  Seli dan Ali bangun dalam kondisi segar. Mereka tidur
               sepanjang  malam.  Setelah  mencuci  muka,  kami  segera
               berkemas. Ini hari ketiga perjalanan, waktu kami semakin
               sempit.  Tinggal  enam  hari  lagi  bunga  matahari  itu  akan

               mekar.
                  ”Kita menuju ke mana, Ily?” aku bertanya.
                  ”Terus  ke  utara,  Ra.  Hingga  petunjuk  itu  kita  temu-
               kan.”
                  ”Bagaimana jika tetap tidak ditemukan?” Seli mengulang

               pertanyaannya dua hari lalu.
                  Aku diam, kali ini tidak langsung menjawab.
                  ”Semoga  kita  menemukannya,  Seli.”  Kalimatku  tidak
               begitu meyakinkan.
                  Sudah  berhari-hari  kami  memikirkan  maksud  kalimat

               itu,  tetap  tidak  ada  ide  sama  sekali  apa  maksudnya.  Ali
               yang  biasanya  selalu  tahu  jawaban  setiap  pertanyaan,  juga
               belum tahu.
                  ”Kalian sudah siap?” Ily bertanya. Kami sudah menaiki
               harimau masing-masing.

                  Ily  menggebah  harimaunya.  Dia  memimpin  di  depan,
               diikuti Ali  dan  Seli. Aku  menoleh  untuk  terakhir  kalinya
               ke ngarai besar. Tatapan selamat tinggal, besok lusa mung-
               kin  aku  tidak  akan  pernah  kembali  ke  tempat  indah  ini,
               menatap dindingnya yang bercahaya, mendengar irama air

               menghunjam yang tidak berkesudahan.

                                          185




       Isi-Bulan-2b.indd   185                                       2/10/2015   4:12:23 PM
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190