Page 239 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 239
Kami mengangguk. Tidak ada waktu lagi berpikir mun-
dur.
Saat Mena dan Ily mulai mendayung, perahu kecil itu
bergerak perlahan-lahan, dalam senyap, mulai melaju di
permukaan danau.
***
Mena-tara-nata II tidak langsung menuju tengah danau.
Dia memutari tepi danau perlahan-lahan. Mungkin itu
saran yang diberikan tetua nelayan, agar perahu kami ter-
lihat alami, seperti potongan kayu yang terseret ke tengah
danau oleh riak normal permukaan air.
Danau itu berukuran besar, lebarnya enam-tujuh kilo-
meter, panjangnya tidak terlihat. Langit cerah, dipenuhi
bintang gemintang dan bulan yang semakin penuh. Angin
bertiup pelan, sepoi-sepoi. Permukaan danau terlihat gelap.
Kami tidak bersuara, duduk di tengah, memperhatikan
Mena-tara-nata II dan Ily yang terus mengayuh perahu
kecil di ujung-ujungnya.
Perlahan-lahan, dua jam berlalu, perahu kecil yang kami
naiki terus menuju tengah danau. Napasku mulai menderu
kencang oleh suasana tegang. Seli terlihat mengusap dahi-
nya yang berkeringat. Ali menatap sekitar. Matanya awas
mengamati permukaan laut.
Satu jam lagi berlalu, Mena-tara-nata II mengangkat ta-
ngannya, memberi kode agar Ily berhenti mendayung. Kami
239
Isi-Bulan-2b.indd 239 2/10/2015 4:12:24 PM