Page 238 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 238

”Jangan  menyalakan  cahaya  sedikit  pun.  Jangan  me-

               ngeluarkan suara apa pun.” Mena-tara-nata II memberitahu
               kami sambil berjalan cepat di jembatan-jembatan tepi da-
               nau. ”Monster itu sangat sensitif. Ia menyerang benda yang
               bercahaya dan bersuara.”
                 Aku  mengangguk.  Ali  yang  biasanya  cuek  dengan  per-

               aturan  juga  mengangguk  saat  Seli  menerjemahkan  kalimat
               Mena-tara-nata II. Suasana tegang menyeruak di antara kami.
               Aku mengelap keringat di leher. Malam telah mengungkung
               danau.  Aku  mengerti  kenapa  perkampungan  ini  sepi  total.
               Penduduknya  sengaja  masuk  ke  dalam  rumah,  tidak

               menyalakan lampu dan berhenti melakukan kegiatan. Bahkan
               serangga  malam  pun  seakan  tahu  apa  yang  ada  di  dalam
               danau. Mereka juga tidak mau terbang dekat-dekat danau.
                 Kami menaiki perahu kecil. Mena-tara-nata II menyuruh
               Ily melepas tali di tiang dermaga.

                 ”Kamu  bisa  menggunakan  dayung?”  Mena-tara-nata  II
               bertanya pada Ily saat dia sudah duduk.
                 Ily  mengangguk. ”Kami  pernah  berlatih  mendayung  di
               Akademi.”
                 ”Bagus,  kamu  pegang  dayung  satunya.”  Mena-tara-nata

               II menyerahkan dayung.
                 ”Dayunglah  selembut  mungkin.  Jangan  menimbulkan
               riak sekecil apa pun.”
                 Ily mengangguk. Dia bisa melakukannya.
                 ”Kalian siap?” Mena-tara-nata II bertanya padaku, Seli,

               dan Ali.

                                         238




       Isi-Bulan-2b.indd   238                                       2/10/2015   4:12:24 PM
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243