Page 233 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 233

Sambil makan, aku menatap ke seberang. Di pojok ruang-

               an  satunya,  tubuh  tinggi  gagah  Mena-tara-nata  II  terlihat
               di antara pengunjung rumah makan. Dia sedang berbicara
               dengan  dua  orang.  Salah  satunya  seorang  nelayan  tua,
               dengan  rambut  memutih,  satunya  lagi  nelayan  setempat
               seusia Mena-tara-nata II.

                  ”Kita boleh memesan lagi?” Ali bertanya.
                  Seli melotot.
                  ”Ayolah,  Sel.  Sudah  berhari-hari  kita  makan  seadanya,
               roti,  kentang  gosong.  Mumpung  kita  sedang  ditraktir.
               Kamu  juga  masih  mau  nambah,  kan?”  Ali  mengangkat

               bahu.
                  Si  biang  kerok  ini  kenapa  pula  bertanya  hal  tidak  pen-
               ting dalam situasi seperti ini. Dia kira ini masih di kantin
               sekolah kami, bisa minta tambah satu mangkuk ke abang
               penjual bakso.

                  ”Kalian  sudah  selesai  makan?”  Mena-tara-nata  II  kem-
               bali, menarik kursi, ikut duduk.
                  Aku mengangguk. Juga Seli, Ali, dan Ily.
                  ”Berita  itu  benar.  Kemarin  malam  monster  itu  muncul.
               Dua  kontingen  di  depan  kalian  sudah  melihat  petunjuk

               yang  kalian  cari.  Tetua  nelayan  memberitahuku.”  Mena-
               tara-nata II memperbaiki posisi anak panah di punggung-
               nya—dia tidak pernah melepaskan senjatanya sejak tadi.
                  Ily terlihat kecewa. Kami tertinggal.
                  ”Kabar  buruk  buat  kalian,  hanya  satu  kontingen  yang

               selamat,  penunggang  salamander.  Kontingen  lain,  para

                                          233




       Isi-Bulan-2b.indd   233                                       2/10/2015   4:12:24 PM
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238