Page 24 - My FlipBook
P. 24
Aku tahu beliau merasa bersalah.
‘Gak apa-apa, Pak, sudah terjadi, semoga tidak apa-apa ke depannya.’ Pungkasku.
‘Segera hubungi Waka Kurikulum untuk diberi jam mengajar.’ Katanya.
‘Baik, Pak.’ Jawabku singkat.
Setelah itu, segera aku berlalu, meninggalkannya dan keluar dari ruangan yang terasa
begitu panas. Ya, sebuah ruangan yang selalu terkenang hingga masa berakhir aku
melaksanakan tugas di sekolah ini.
SORE DI KNU
Sore hari identik dengan situasi dan suasana yang syahdu di mana iringan burung berarak
tampak melintas rapi, mega-mega berwarna siluet terpantul cahaya matahari yang sudah malas
dari tempat tenggelamnya, dan para nyonya besar sudah berdandan cantik menunggu arjunanya
kembali kerja. Namun, tidak demikian dengan sore di KNU, Kebun Negeri Lama Utara, waktu
itu.
Lalu lalang kendaraan truck, grader, compactor dan kendaraan lain begitu ramai terlihat
melintas di depan rumahku. Asap knalpot setiap kendaraan yang lewat meninggalkan bau tak
sedap menyusup melalui sela-sela ventilasi rumah. Baunya khas menyisakan sesak di dada dan
CO2 membubung ke udara mengotori udara yang tadi bersih dan segar. Suara-suara itu begitu
bising terdengar menderu-deru memenuhi ruang gendang telingaku. Sementara, debu-debu
tebal kembali terlihat beterbangan, memberi warna coklat di pohon akasia dan perdu yang
tumbuh liar di seputaran rumah panggung yang kutempati. Pun, tak luput tanaman hias yang
berjajar di depan rumah tersentuh debu yang tetap liar menodai tanaman yang tengah berbunga.
Bunga yang harusnya cantik dan menjadi penghibur hati berubah menjadi kusam dan tak indah
lagi. Jika aktivitas kendaraan sudah terhenti dan kendaraan terparkir di area kantor besar, buru-
buru kusirami tanaman hiasku agar indahnya dapat kunimati kembali.
Kantor besar adalah sebutan untuk kantor administrasi dan kantor manager serta askep
kebun berada. Di sana ada lahan luas yang memang untuk area parkir kendaraan operasional
kebun. Setiap pagi dan sore kendaraan-kendaraan sibuk keluar masuk area itu.
Para pekerja hilir mudik terlihat melintas di jalanan. Nampak wajah-wajah lelah kembali
menuju rumah mereka. Tak lupa mereka menyapa para ibu staf, seperti aku, yang kebetulan
terlihat oleh mereka dengan ramah.