Page 23 - My FlipBook
P. 23
kudapati sosok laki-laki yang tengah duduk di balik meja kerja. Aku berkeyakinan bahwa itu
adalah kepala sekolah ini.
Sedikit berbasa-basi dan memperkenalkan diri, akhirnya aku sampaikan maksud dan
tujuan kedatangan. Sang kepala sekolah, pada akhirnya keyakinanku adalah benar, menyambut
dengan mimik muka yang kurang bersahabat bahkan bisa dibilang jutek. Aku mulai merasa
tidak nyaman. Waduh, apa yang akan terjadi? Masih jelas dan terngiang apa yang disampaikan
padaku yang hal itu membuatku sangat dongkol dan tersinggung.
‘ Kamu bisa ngajar apa saja selain Bahasa Inggris?’ tanyanya.
‘ Maaf, Pak, saya hanya bisa mengajar Bahasa Inggris karena saya berasal dari Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris saja.’ Jawabku mencoba melerai gelisahku.
‘Saya sebenarnya tidak butuh guru Bahasa Inggris, saya butuhnya Kimia dan Fisika atau
Matematika’ katanya lagi.
Aku semakin bergidik. Waduh, itu kan pelajaran yang paling tidak aku sukai. Pikiranku
kabur ke masa lalu.
‘Maaf, Pak, saya tidak bisa ngajar pelajaran itu’ kataku akhirnya. Aku seakan sudah
berada di ujung jurang. Tinggal berpijak dengan satu kaki saja. Bagaimana kepala sekolah ini,
apakah dia menolakku?
‘Kamu bayar berapa untuk bisa ditempatkan di sini?’
Deg, pertanyaan yang sangat menyakitkan dan melecehkanku. Dari situ, naluri membela
diriku muncul. Walau dengan suara bergetar karena emosi yang naik di ubun-ubun, kujawab
pertanyaannya dengan lantang.
‘ Maaf ya Pak, saya ditempatkan di sini bukan karena saya membayar tapi karena saya
menempati peringkat kedua dalamtes CPNS kemarin.’ Ujarkku dengan sedikit sombong.
Sedih dan pingin menangis dilecehkan sedemikian rupa. Apakah begitu rendahnya aku?
‘Selain saya, ada satu lagi yang akan datang ke sini, Pak, dia juga guru Bahasa Inggris.
Dia menempati peringkat pertama. Jadi untuk rengking satu dan dua ditempatkan di sini.’
Pungkasku menjelaskan.
Setelah itu, baru sang kepala sekolah meminta bukti lapor. Karena aku ingin meyakinkan
beliau, SK CPNS ku itulah yang kutunjukkan kepadanya. Tak disangka, ternyata SK ku ditulis
dan ditandantangani ‘ Sudah Melapor tanggal……..’
‘Loh, Pak, ini kan SK asli’ kataku heran.
Ternyata beliau juga kaget.
‘Loh, asli to, mana yang fotokopi?’
‘ Yang ini, Pak.’ Kataku sambal menunjukkan gandaan SK ku padanya.