Page 18 - My FlipBook
P. 18

kecamatan lebih mudah dan dekat. Perusahaan itu tidak sebesar Asian Agri ini. Ia hanya
               sebuah perusahaan kecil. Rekan menawari planterku untuk mencoba.
               ‘Bagaimana menurutmu, Mi?’ tanyanya padaku.
               ‘ Terserah Ayah, aku akan ikut ke mana dan di mana pun kamu pergi,’ jawabku singkat.
               Just follow, bukankah begitu seharusnya laku seorang istri?
               ‘Ayah coba saja ya?’ tanyanya lagi.
               ‘Iya, Bismillah Ayah…’ Jawabku memantapkan hatinya.
               Hari berganti, planterku melaksanakan kerja seperti biasa. Setelah pembicaraan pagi
               itu, planterku tak pernah menyinggungnya lagi.
               Dan aku pun tak terlalu memikirkannya. Hingga pada suatu sore, ada pesan di emailnya.
               ‘Ada wawancara kerja, besok siang di PT. CSR,’ demikian berita yang disampaikannya
               padaku.
               “Ayah akan berangkat, doakan ini yang terbaik ya,’ lanjutnya.
               ‘In syaa Allah, Ayah,’ jawabku singkat.
               Mataku berkaca-kaca. Bilakah Yaa Allah…. Ini sudah waktunya? Anganku melayang. Aku
               tahu, jabatan manager kebun adalah suatu yang dimimpikan dapat tercapai setelah 5
               tahun menjadi pekerja di kelapa sawait oleh planterku. Itu diungkapkannya saat awal
               masuk kerja dan ditempatkan di PT. Supra Matra Abadi, Kebun Aek Nabara dulu, 5, 2
               tahun yang lalu.
               Saat planterku pergi memenuhi jadwal interview, di rumah aku hanya bisa berdoa.
               Berharap inilah saat terbaik bagi kami sekeluarga. Bayangan mendapatkan fasilitas
               yang lebih lengkap menari-nari di depan mata. Yaa Rabbiii…. Semoga Engkau
               mudahkan, Engkau ijabah doa dan permohonan kami ini. Aamiin. Ucapku lirih
               menghiba padaNya.
               Masih jelas dalam ingatan, saat anakku ada yang sakit, mobil pool adalah satu-satunya
               harapan untuk bisa membawa anakku berobat ke kota. Tapi karena satu dan lain hal,
               mobil yang dimaksud tak bisa kami gunakan. Mobil pool tidak ada di pangkalan. Yaa
               Allah, pingin menangis, tapi untuk apa, kata planterku. Aku hanya beristighfar, berharap
               ada jalan lain yang bisa membantu kesulitan kami.
               Selang beberapa lama, alhamdulillah, ada kabar dari kebun sebelah ; KNS -Kebun Negeri
               Lama Selatan, masih satu group PT. Hari Sawit Jaya, bisa meminjamkan mobil poolnya,
               karena kebetulan tidak terpakai. Oya, masing-masing area kebun memiliki 1 mobil pool
               untuk operasional. Jadi pemakaiannya bergantian. Sungguh, betapa sulitnya membawa
               anak sakit. Perih. Andai tidak jauh, tentu dengan motor saja kami bisa segera
               membawanya, tak perlu menggunakan mobil. Pikirku waktu itu.
               Yah, fasilitas itu yang ada dalam pikiran praktisku yang sederhana. Sebagai seorang
               asisten, planterku, mendapat inventaris motor ‘Mega Pro’ untuk kerja. Sebuah
               kendaraan kebanggaan bagi kami selama ini.
               Dengan menjadi seorang manager kebun, planterku akan dapat inventaris mobil double
               coubin ‘Ranger’. Begitu kebiasaan yang berlaku di sebagian besar perkebunan. Kami
               tidak akan ada kesulitan lagi saat anak sakit dan membawanya ke dokter di kota. Kami
               bisa melakukannya lebih leluasa karena fasilitas kendaraan mobil sudah tersedia.
               Bismillah…..
               Tidak lama, setelah 3 jam pergi, planterku sudah kembali.
               ‘Gimana hasilnya, Ayah?, tanyaku penasaran.
               ‘Belum tahu, nanti akan dihubungi kembali,’
               ‘Tunggu saja,’ lanjutnya.
               Lalu dia pergi, meninggalkanku, menyisakan seribu harap yang tak tersampaikan.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23