Page 20 - My FlipBook
P. 20

pukulan  begitu  nyata…  planterku  terbangun.  ‘Ada  apa’  tanyanya.  Gak  apa-apa,cuma  ada

               kalajengking, tuh, dah mati’ jawabku.
                     Setelah kejadian malam itu, aku jadi terbiasa mematikan kalajengnking, terutama saat

               masuk kamar mandi. Aktivitas pertama sebelum yang lainnya adalah buka pintu KM sambil
               bawa parang untuk selanjutnya mematikan kalajengking yang sudah menghuni KM terlebih

               dahulu, terutama di pagi hari. Binatang-binatang itu mungkin masuk lewat lobang air buangan

               atau celah dinding yang retak. Pokoknya, no lebay, no manja, must be strong pada binatang
               melata terkecuali ular, aku tetap tak berani.

                     Sebagaimana fasilitas untuk staf kebun di kebun lainnya, kami mendapatkan hal serupa
               walau kualitasnya berbeda. Contoh yang mencolok adalah kualitas air yang ada. Dikarenakan

               lahan KNU adalah lahan gambut dimana tidak ada air tawar, maka air yang tersedia di sini

               adalah air payau atau sulingan air laut. Biasanya air ini digunakan untuk mencuci pakaian, alat
               makan dan alat masak, intinya selain untuk dikonsumsi. Kalo yang dikonsumsi, biasanya kami

               ambil air bersih dari kota- sebulan sekali kami dapat jatah untuk pakai mobil pool khusus staf-
               Taft GT 4 x4- bilamana mendesak- dan gak bawa orang sakit. Kalo dapat kesempatan itu, kami

               akan bawa empat drigen besar. Sesampainya di kota, kami akan minta ijin pengurus masjid
               besar di kota Rantauprapat untuk ambil air. Hemmmm…. Tahan malu pokoknya.

                     Pernah suatu hari, kami hendak ke kota, di tengah jalan kami harus balik kanan alias

               pulang karena jalan di depan kami tergenang banjir oleh rob air laut. Kalau tetap hendak ke
               kota, harus turun dan naik sampan yang menyebrangkan baru setelah itu dilanjutkan dengan

               mengendarai angkutan umum yang sudah menunggu. Subhaanallah…
                     Tapi kalo gak ada kesempatan ke kota, kami akan pinjam air mineral ke tetangga atau

               beli kalo ada tukang air yang masuk kebun. Kalau semua upaya yang kami tempuh tidak ada,

               terpaksa kami mengkonsumsi air parit yang diendapkan- air yang warnanya coklat kemerahan
               yang ada di depan dan belakang rumah kami. Pokoknya kalo mau membuat teh, tinggal air

               mendidih dituangi gula, warna minumannya sudah serupa teh.
                     Yang lebih menguji kesabaran adalah saat menggunakan air payau untuk bebersih, kulit

               kakiku  sangat  sensistif  sehingga  selalu iritasi,  perih  dan  sangat  gatal,  serta  berdarah.  Tapi

               maasyaa Allah…. Planterku selalu menenanngkanku saat seperti itu. Padahal aku tahu, pasti
               dia  sudah  sangat  lelah  sepulang  kerja,  tapi  tetap  saja  planterku  menjamah  dan  mengobati

               lukaku.  Karena  kalo  tidak  segera  diobati  dan  sembuh,  aku  tak  berani  menyentuh  air  lagi.
               Otomatis aktivitas dapur terganggu. Terima kasih, kamu sudah merawatku, planterku.


                                              SMKN 1 RANTAUPRAPAT
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25