Page 137 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 137
, yang dirnasukkan melalui kedua pelabuhan itu antara lain: kain-
kain, barang pecah belah, arak, garam, beras, bir, teh; Gula,
barang-barang dari karet, semen, kapur, makanan kaleng, seng,
ikan asin, kulit sepatu, korek api, pisau dan barang:.barang dari
logam lainnya, sabun, tepung terigu, susu, kertas dan alat tulis
.· menulis, rokok dan sebagainya. 9o) Hal yang kurang menguntung-
1
kan bagi rakyat Sulawesi Utara pada waktu itu ialah mulainya
· ketergantungan kepada para pedagang Cina dan Arab yang berada
di hampir semua pelosok. Untuk melepaskan rakyat dari keter-
gantungan itu antara lain mendirikan usaha•usaha yang bermotiif-
kan gerakan koperasi seperti halnya didirikan oleh Hukum Besar ,
Tonsea Mayor Wenas yang pada tahun 1914 mendirikan pula
Volksbank Tonsea. 191 )
Pada waktu ini daerah Sangir Talaud dijuluki sebagai daerah
ringgit karena hasil kelapanya yang banyak. Kopra dijual dengan
harga F. 25,- sepikul yang dibeli oleh pedagang-pedagang antara-
nya oleh pedagang-pedagang Jepang yang mulai masuk ke sana
kira-kira tahun 1919. Selain kopra, mereka juga membeli pala
terutama dari pulau Siau, dan ayam yang dipasaran harganya seki-
tar 15 sen, dibeli orang Jepang dengan harga sampai f. 2,50 seekor.
, Ada juga orang Jepang mengusahakan penangkapan ikan. Dari
mereka orang Sangir Talaud mengetahui teknik penangkapan
ikan dengan alat sejenis panah ikan yang disebut jubi. Orang-orang
Jepang yang mengusahakan penangkapan ikan di sana dipimpin
oleh Fukiage. 192 ) Selanjutnya setelah selesai perang Dunia I maka
mulai timbul pasar-pasar tempat rakyat berjual beli serta warung-
warung yang menjual bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Namun
yang tetap memegang peranan dalam perdagangan kopra, pala,
fuliJsirip ikan dan sebagainya ialah kaum pedagang asing terutama
Jepang dan Cina. 193 )
Dalam bidang perekonomian, peranan orang-orang Cina besar
sekali. Mulanya mereka digunakan oleh VOC untuk melakukan
pembelian beras di Sulawesi Utara (pedagang-pedagang) dan untuk
membangun benteng Amsterdam di Manado (tukang-tukang),
sekitar tahun 1703 . Mulai saat itu ada orang-orang Cina menetap
190) Ir. V.J. van Marle, Venlag Spoorwegonderzoek Manado, Weltevreden 1922, hal.
67, 143.
191) H.M. Taulu, op. cit., ha1. 65.
192) Wawancara dengan H.E. Yuda, S - 10 - 1978.
193) Wawancara dengan H.E. Yuda, S - 10 - 1978.
128