Page 150 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 150
I ;
)
Di tempat-tempat tersebut sekarang· ini merupakan lwnbung beras
di Iuai daerah seki~ danau Tondano.. , ·
, ·. Kalau pada abad ke-6 - 18 wilayah ini merupakan wilayah
perdagangan beras, maka mulai abad 20 sebaliknya meltjadi ,·
pengimpor b'eras. Dengan kebijaksanaan transmigrasi yang yang
dilakukan oleh pemerintah maka perlahan-lahan impor beras dapat
ditekan. Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa pada tahun
1928 diimpor benls sebanyak 32.000 ton, 1929 sebanyak 29.000
ton, 1930 menurun jadi 26.000 ton dan di tahun 1931 diimpor
24.000 ton. Dan tahun 1937 terlihat angka impor beras sebanyak
46.000 ton, 1938 turun terus yaitu mulai 39.000 ton, 31.000 ton
dan 14.000 ton pada tahun 1939 dan di tahun 1940. 207 ) Ke-
. mungkinan besar hal ini dikarenakan adanya perluasan areal per-
sawahan dan perladangan termasuk tegalan sebagai nyata di tabel
berikut ini.
Tabel 9
LUAS AREAL SAW AH DAN LADANG /TEGALAN
DI KERESIDENAN MANADO ANTARA 1939 - 1940
1939/HA 1940/HA TADAHAN/HA
DAERAH
Sawah La dang Sawah . Ladang Saw ah La dang
Minahasa 10056 23540 10536 26440 520 2900
Bolaang-Mongondow 3000 10850 3300 14850 300 4000
Gorontalo 4275 b) 4480 b) 205 b)
Sangir Talaud a) b) a) b) a) b)
Buol 250 700 450 5000 200 4300
Poso-Tentena 2250 7000 2525 7000 275
Donggala 786 7040 1120 8410 334 1370
Palu 4500 3900 4650 4175 150 275
Parigi 509 3100 799 4335 290 1235
Toli-toli 2374 1128 4978 2283 2604 1155
Cata tan a) tidak ada sawah; b) tidak ada data.
Sumber diolah dari M. van Rhijn, op. cit., hal. 46.
< .
207) M. van Rlqn. op. cit., hal. 40.
141