Page 152 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 152

reaksi  umum  yang wajar dari rakyat jajahan yang dalarn  batinnya
              telah  merdeka.  Revolusi  Indonesia  adalah  i:evolusinya  jaman
              sekarang  bukannya  revolusinya  kelompok-kelompok  kecil  kaum
              inteiektual,  tetapi  revolusinya  bagian terbesar rakyat dunia yang
              terbelakang dan diperbodoh.  20 8)
                  Timbul  tenggelarnnya  partai-partai,  pemikiran  yang  teoritis
              dan  etis,  dilengkapi  dengan  bentuk-bentuk dan metode perjuang-
              an,  secara silih berganti saling melengkapi berjuang bagi kepenting-
              an rakyat terjajah.  Di  bawah  tekanan politik reaksioner Gubemur
              J enderal  de  J onge,  politik  dan  taktik  non  koperasi  menjadi
              lumpuh,  merintis  jalan  tarnpilnya  kaum  kooperator,  yang  di-
              wakili  oleh Partai Indonesia Raya disingkat Parindra, yaitu  tahun
              1935.  Organisasi  politik  ini  merupakan  peleburan  dari  Budi
              Utomo,  Partai  Bangsa  Indonesia,  Serikat  Selebes,  Serikat  Suma-
              tera, Serikat  Ambon, dan lain-lain.  Partai ini bergerak di lapangan
              perburuhan, perekonomian, dan kesejahteraan ntasyarakat.
                  Masalah  non  koperasi  dan  koperasi  sejak  semula  ternyata
              sangat  mempengaruhi  perkembangan  PSII  yang  mengakibatkan
              adanya  perpecahan  di  kalangan  organisasi  itu,  yaitu  dengan
              munculnya  Barisan  Penyedar  PSII  di  bawah H.A.  Salim  di tahun
              1935.  Tapi  baik  PSII  maupun Barisan Penyedar PSII  tidak sang-
              gup  menggerakkan  pengikutnya  mengisi  perjuangan,  sehingga
              segolongan  lain  mendirikan  Partai  Islam  Indonesia,  disingka~ PII.
              PII  yang  baru  dibentuk  ini  disokong  oleh _Muhammadiyah suatu
              gerakan  pembaharuan  yang  sejak  semula  bergerak  qi  lapangan
              sosial ekonomi.
                  Pergeseran  tujuan  pergerakan  nasional  di  Indonesia  terlihat
              pula  dari  adanya  usul  yang  dikenal  sebagai  Petisi  Sutardjo yaitu
              usul di _tahun  1936 ditandatangani beberapa tokoh yaitu Sutardjo
              Kartohadikusumo,  DR.  G.S.S.J.  Ratulangi,  Kasimo,  ·. Datuk
              Tumenggung,  KO K wat Tiong dan Alatas. i>etisi ini dapat dianggap
              merupakan manifestasi politik koperasi kaum pergerak:an nasional.
              Petisi  itu  menuntut  diadakannya  suatu  konperensi  kerajaan  di
              mana  kedudukan . wakil-wakil  Indonesia  dan· Nederland  sederajat
              unttik menyusun suatu bentuk pemerintahan bagi Indonesia dalam
              jangka  waktu sepuluh  tahun.  Tetapi pandangan yang kol~nialistis

              208)  Drs. Abdurrachman Surjomihardjo, Sejafah  PerreraklmNuional, SESPPU;Djakar-
                  ta, 1968, hal. 11 - 14.


                                                                         143
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157