Page 158 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 158

.
                                                  •


            tang  Belanda,  Muhammadiyah dianggap merupakan ~at pemerin-··
                                                                 I
            tah Belanda untuk menentang partai·:Partai politik yang memusuhi
            Belanda tennasuk PSII.
                 Akibat  tindakan-tindakan  PSII  memusuhi  pemerintah  Be-
            landa  maka  pemimpin-pemimpinnya  b.anyak  diasingkan  atau
            dibuang  dan  dipenjarakan.  Antaranya  Ali  Adariku  pada  tahun
            1935  dihukum  penjara  dan  dibuang  bertm;ut-turut ke  Surabaya,
            Kalisosok dan Nusakambangan.  Sesudah lepas penjara, ia kembali
            lagi  ke  Sangir  Talaud  memimpin  PSII  di  sana.  Tapi  pada  tahun
            1939 ia ditangkap lagi dan dihukum penjara sa~ tahun dl Manado.
            Lepas . penjara  tahun berikutnya dipenjarakan Iagi oleh ~ontrolur
            di Tahuna,  karena memimpin pemberontakan melawan Belanda di
            Kendhar.  Ketika  dilepaskan  dari  penjara  tahun  1943  (!Ilasa
            Pendudukan  Jepang),  tahun  1946  dibuang  lagi  ke  Morotai   215  )
            yaitu pada masa kem balinya pemerintahan Belanda.
                 Di  daerah  Gorontalo,  PSII  tetap  menjalankan  asas  non
            koperasi  menentang  pemerintahan  kolonial.  Pimpinan  PSII  di
            Gorontalo  waktu  itu ialah Abdullah, Achmad Hippy dan seorang
            lainnya Gafar Usup.
                 Di pihak lain, Muhammadiyah sebagai suatu organisasi Islam
            yang  bergerak  di  lapangan  sosial  ekonomi,  turut  beruiSRha  me-
            luaskan  pengaruhnya  sampai ke  Sulawesi Utara.  Walaupµn  kemu-
            dian  bersama-sama  pecahan  dari  PSII  berjuang  di  bawah  partji-
            panji  Pll,  namun  ciri  khasnya  sebagai  suatu  organisasi yang ber-
            gerak di lapangan sosial ekonomi tidak dilepaskannya.
                 Muhammadiyah masuk ke  Sulawesi Utara sekitar tahun 1930
            dan  terbentuklah pengurusnya yang pertama  di  bawah  pimpinan
            Ibrahim  Katjou, memegang jabatan itu sampai sekitar tahun 1932.
            Lama  kelamaan  usaha-usahanya  surut  sehingga  pengurus  besar
            menguasakan kepada Tom Olii untuk membentuk pengurus baru.
            Muhammadiyah  dalam  programnya  antara  lain  mempe.rjuangkan
            revolusi  dalam  agama  di  mana  apa  yang  boleh  dan  tidak  boleh
            dilakukan  selalu  disesuaikan  dengan  Al-Qur' an  dan  Hadits.  Pe-
            ngurus  baru  terbentuk  atas  inisiatif  Tom  Olii  di  tah'i'n  1934,
            terdiri · dari  Ketua  Jusuf  Harisah,  Hadji  Salim  Dunggio  sebagai
            Wakil  Ketua  dan  Sekretaris  ialah Raden van Gobel, dibantu oleh
            Adurrachman  Wakid.  Anggota pada waktu itu baru berjumlah  17


           215)  Wawancara denganAliAdariku, 20-9-1978.


                                                                        149
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163