Page 71 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 71
yang sampai dikirim ke luar negeri misalnya ke ~egeri Belanda
sendiri untuk belajar di sana, antara lain Willem sarapil (anak
Raja Tabukah D.P. Sarapil) yang kemudian menggantikan ke-
dudukan ayahl}ya setelah raja itu meninggal dunia, yaitu di tahun
1922 >.
72
Di bidang transmigrasi, sebagai akibat masalah kepadatan
penduduk yaitu pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang
lagi · dengan hasil-hasil produksi seperti pala, fuli, kopra, dan lain-
lain; di samping berkurangnya tanah garapan untuk tanaman pala-
wija, menimbulkan kesadaran kepada' penduduk untuk berusaha
pindah ke luar daerahnya baik secara perorangan maupun secara
berkelompok yang biasanya ditanggung sendiri. Perpindahan
ini kemudian diikuti oleh keluarga-keluarga mereka dengan
maksud tidak lain untuk merantau dan menetap di tempat lain.
Tempat-tempat yang menjadi tujuan mereka antara lain di pesisir
Utara Minahasa, Bolaang Mongondow dan lain-lain.
Sejalan dengan politik etis yang dijalankan oleh Pemerin-
tah Belanda khususnya di bidang t:ransmigrasi ini, maka inisiatif
penduduk di atas kemudian diikuti dengan kebijaksanaan peme-
rintah untuk memerintahkan penduduk (transmigrasi) secara koloni
ke daerah-daerah perkebunan ( ondememing) . kelapa di Minahasa,
dan di Bolaang Mongondow yaitu ke Ambang Poigar kemudian
ke Longangon di Tanjung Flesko, ke Ayong, Buntalo, Komus,
Batutajam, Mokodidek dan Bohabak yang semuanya di Bolaang
Mongondow. Ada juga yang ke daerah, Gorontalo yaitu ke Marisa
73
(Popayat~ >· .
Penganih politik pemerintah kolonial Belanda di daerah
Bolaang Mongondow sangat terasa terutama dalam campur ta-
ngannya dalam urusan-urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan
yang ada. Sebagaimana sudah disampaikan di depan yaitu di hala-
man 28 - 29, daerah Bolaang· Mongondow terdiri dari lima .
kerajaan yaitu Kerajaan Bolaang M·ongondow, Bintauna, Bolaang
Uki, Kaidipang dan Bolaang !tang. Untuk memantapkan ke-
kuasaan mereka atas daerah ini, maka pemerintah kolonial pada
tahun 1901 membentuk Onderafdeeling Bolaang Mongondow
72) Wawancara dengan H.E. Yuda, 5 - 10 - 1978; lihat juga D.B. Adriaan,Renungan
Kisah Kepulauan Sangihe Talaud djilid I, Tabukan, 1968, haL 47 - 48.
73) Wawancara dengan H.E. Yuda, 5 - 10 - 1978, lihat P3KD Sulawesi Utara, op.cit
hal. 181 - 182.
62