Page 78 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 78
,,
I
Di daerah Gorontalo, Pemerintahan raja-raja dengan resmi •
diakhiri oleh beslit Gubernur Jenderal Hindia-Belanda 17 April '
1889 (Staatsblad Nomor 96 dan 250 Tahun 1889). Mulai tahun
tersebut dibentuklah Afdeeling Gorontalo di bawah pemerintah-
an seorang Asisten Residen. Di bawah Afdeeling ini dibentuk lima · I
Onderafdeeling yang masing-masing dipimpin oleh seorang Contro-
leur. Selanjutnya pemerintah kolonial masih tetap mempertahan-
kan pemerintahan pribumi dengan membentuk dua belas distrik
yang masing-masing dipimpin oleh seorang Marsaoleh. Keadaan
ini berlangsung terus hingga awal abad ke-20.
Pada tahun 1921, Asisten Residen P.E. Moolenburg meng-
adakan perubahan lagi dalam struktur pemerintahan di mana jaba-
tan Marsaoleh diganti dengan J ogugu dan jumlah distrik diperke-
cil dari dua belas menjadi lima distrik saja. Kelima Distrik atau
Kejoguguan itu yaitu Suwawa, Gorontalo, Limboto Kwandang
dan Poalemo. 79 ) Demikian pula Onderafdeeling diperkecil dari
lima menjadi tiga dengan tiga orang Controleur yaitu di Gorontalo,
Kwan dang dan Boalemo. Namun akhirnya jabatan Controleur di-
tetapkan satu orang saja. berkedudukkan di Gorontalo. Sebagai
pembantunya diangkat Adspirant Controleur. 8°) .Dalam bidang
peradilan maka lembaga Majelis Kecil dan Majelis Besar yang ber-
laku dan tidak pernah diubah atau dicabut sampai saatnya Belan-·
da mengakhiri pemerintahannya di Gorontalo tahun 1942. 81 )
Untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik maka pemerintah ko-
lonial mengizinkan beberapa pemuda untuk pergi sekolah di Hoof- .
denschool Tondano Minahasa.
Di daerah Minahasa akhir abad XIX terdiri dari dua puluh
enam distrik, kemudian diperkecil menjadi delapan belas distrik
yaknI Manado, Bantik, Kakaskasen, Tombariri, Tonsea, Maumbi,
Tondano-'foulimambot, Tondano-Touliang, Kakas-Remboken.
Tomohon-Sarongsong, Langowan, Sonder, Kawangkoan, Tomba-
sian, Rumoong, Tompaso, Pasan-Ratahan-Pinosakan, dan Ton-
sawang. Di tahun 1908 distrik Kakaskasen dihapuskan; distrik
Rumoong dan Tombasian digabungkan menjadi distrik Rumoong-
Tombasian. Hal ini dipertahankan terus sampai pada tahun 1920.
Pada tahun tersebut jumlah distrik diperkecil lagi dari enam belas
79) M.H. Liputo, op-cit., jilid xm, 1950, halaman 4&
80) M.H. Liput<'loc.cit
81) Panitia Semmar Adat lstiadat Daerah Gorontalo Himpunan Bahan-Bahan Semi-
nar Adat Daerah Gorontalo, Limboto September 1971, halaman 43.
69