Page 82 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 82
nya ialah · Kandou-. Penilik Sekolah atau School Opziener untuk ,
Sekolah Gubernemen ialah Warouw sedangkan untuk Sekolah De-
sa ialah Saleke Moha. Mata pelajaran yang diberikan hanya· empat
buah yaitu pelajaran membaca, menulis, berhitung, dan menggam-
bar.
Tahun 1923 jumlah Sekolah Desa ditingkatkan lagi selain itu
mutunya juga ditingkatkan menjadi Sekolah Desa tiga kelas, se-
dangkan Sekolah Gubernemen ditingkatkan pula menjadi lima
kelas a/b (ditambah dua tahun). Pada tahun itu juga Gorontalo
dibagi dalam dua wilayah persekolahan yakni wilayah I meliputi
kota Gorontalo, Tapa, Suwawa, dan Batudaa, sebagai Schoolop-
ziener ialah L. Dunggio. Wilayah II meliputi Limboto, Kwandang,
dan Tilamuta; sebagai Schoolopziener ialah Tamalae. 86 )
Perkem bangan sekolah-sekolah demikian pesat di mana pada
tahun 193 I terdapat seratus satu buah terdiri dari Sekolah Desa
tujuh puluh delapan buah, Sekolah Gubernemen tiga belas, Ver:..,..
-volgschool dua, Schakelschool dua, HIS 2, Meisjeskopschool
bersama-sama Hollandsch Chineze School, Europesche Lagere
School, dan Particuliere Chineze Schoo( mashlg·i11asmg -saiii
buah. 87 ) Dengan pesatnya kemajuan pendidikan itu maka banyak
di antara mereka yang menyelesaikan studi melanjutkan ke luar
daerah. Antara lain ada yang ke Hoofdenschool di Tondano dan
Kweekschool di Tomohon (keduanya terdapat di Minahasa), bah-
kan ada juga yang melanjutkan pelajarannya ke Jawa. 88 )
Golongan terpelajar yang dihasilkan oleh. kegiatan perseko-
lahan di atas banyak di antara mereka yang mengisi lowongart
jabatan/pekerjaan baik sebagai pamong praja maupun sebagai guru
a tau jabatan-jabatan lainnya. Suatu hal yang perlu pula dikemuka-
kan bahwa kebanyakan di antara yang beroleh kesempatan seperti
itu ·adalah dari golongan bangsawan. Namun hal itu tidak mengha-
langi mereka untuk kelak turut memperhatikan keadaan masyara-
kat sebagai akibat politik penjajahan yang dilakukan pemerintah
Kolonial.
Jauh sebelum dilaksanakan politik etika oleh Pemerintah
Kolonial, khususnya dalam bidang pendidikan rakyat di daerah
Minahasa telah terdapat begitu banyak sekolah yang sampai ta-
86) Wawancara dengan Hippy, 5-10-1978.
87) B.J. Haga, op.cit., halaman 198.
88) Wawancara dengan Hippy, 5·10-1978.
73