Page 85 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 85

r---



                                                                 92
             herendiensten yilcni kerja rodi tanpa upah di Minahasa.  )
                 Sebelum  clilaksanakan program  transmigrasi tersebut di atas,
             sebenamya pemerintah telah lebih dahulu memindahkan sebagian
             penduduk ke  daerah Gorontalo.  Dari mereka khususnya hanyalah
             orang-orang  Jawa  Tondano  yang  dipindahkan melalui tiga tahap.
             Tahap pertama tahun  1904 sebanyak empat puluh kepala rumah-
             tangga  yang mendirikan kampung Yosonegoro di dekat Limboto.
             Tahap  Kedua  tahun  1910 sebanyak sepuluh keluarga mendirikan
             kampung  Kaliyoso (Bongomeme).  Tahap  ketiga yaitu yang terbe-
             sar,  sebanyak seratus dua puluh lima kepala keluarga yang mendi-
             rikan  kampung  Reksonegoro  (lsimu),  clilakukan  tahun  1925.
             Selain  asal  Jawa  Tondano  itu,  dilakukan  pula  pemindahan  pen-
             duduk asal  orang Sangir Talaud sebanyak lima puluh rumah-tang-
             ga  ke Marisa di tahun 1938, tetapi tidak bertahan lama di sana ber-
             hubung  tanahnya  kurang  subur menyebabkan mereka meninggal-
             kan tempat itu (gagal). 93)
               •  Selanjutnya  mengenai  usaha-usaha  lainnya,  pemerintah  ko-
             lonial  mengusahakan juga  program  irigasi  (pengairan) untuk dae-
             rah  Gorontalo.  Di sana diclirikan  tiga irigasi yaitu irigasi Molowa-
             hu,  Padengo  dan  Dolomobongo.  Molowahu  untuk  mengairi  sa-
             wah-sawah  di  Onderdistrik  Tapa  dan  · Kabila, Padengo untuk On-
             derdistrik  Suwawa,  Kabila,  dan Telaga, Limboto, Kwandang,  dan
             Boalemo,  sedangkan  Dolomobongo untuk Onderdistrik Tapa dan
                            94
             kota Gorontalo.  )
                  Pelaksanaan politik etika oleh Pemerintah Kolonia! di daerah
             Bolaang Mongondow dilakukan sejalan dengan pem bukaan daerah
             itu  sebagai  daerah  pekabaran  Injil bagi  Zending atau NZG.  Sebe-
             lumnya  daerah  itu  dinyatakan  sebagai  daerah  tertutup  di  mana
             tidak boleh seorang pun pekabar Injil bekerja di sana. Ketika Con-
             troleur Anthon C.  Veenhuyzen ditempatkan untuk pertama kali-
             nya di sana, ia meminta agar dikirimkan dua orang pendeta untuk
             membantunya.  Bertepatan dengan itu Raja. Datu Comelis Manop-
             po meminta agar pemerintah mengirimkan guru-guru  ke sana ber-
             hubung  Bolaang  Mongondow  sejak tahun 1830 tidak pemah me-

             92)   .~!S.T. Pondaag, Pahlawan Kemerckkaan NuionlllMahaputera DR.  G.S.S.J.  Ratu
                  Langie rlwayaf hitilp dan perjuangannya,  Yayasa,n Penerbitan DR. G.S.S.J. Ratll
                  Langie, Surabaya, 1966, halaman 55-56.
             93)   M.H  Uputo, op-cit, Jilid XIII, 9150, ha1aman 29.
             94)   Ibid, ha1aman 21.


             76
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90