Page 88 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 88

---- -        -



                  Dengan  demikian  mulailah  pemerintah  Kolonia!  memindah-
              kan  sebagian  penduduk  asal  Sangir  Talaud.  Gelombang  pertama
              dilakukan  pada ·tahun  1929.  Mereka  ditempatkan dalam  wilayah
              Kerajaan  Kaidipang  Besar  dan  membangun  kampung  Sokoputa.
              Di tahun  1936/ 193 7,  para penduduk asal Sangir Talaud itu dltem-
              patkan  di  wifayah  Kerajaan  Bolaang-Mongondow  yaitu  di  Lolak
              dan membangurt kampung Buntalo.  Selanjutnya menjelang Perang
              Dunia  II  masuk  lagi  gelombang  ketiga.  Kali  ini  ditempatkan  di
              Kotabunan  dan  mem bangun  kampung  Dod,ap  I.  Program  tran-
              smigrasi di masa Jepang dilanjutkan lagi  dengan istilah  kolonisasi.
              Jepang  memindahkan sebagian    penduduk  Siau,  Sangir  1'alaud
              tahun  1943  ke Kerajaan Bintauna dan membangun kampung Mo-
              me,  Nono,  dan  Bintauna  Pante.  Tahun  itu juga pemerintah pen-
              dudukan  Jepang  memindahkan  penduduk  asal  daerah  Sangir Ta-
              laud (Siau)  ke wilayah Kerajaan Kaidipangl3esar dan membangun
              kampung-kampung Mokoditek, Komus I,  Komus II, dan kampung
              Batutajam.   104 )
                  Dengan  dilaksanakannya  politik  etika  di  daerah  Bolaang
              Mongondow  sejak  permulaan  abad  ini,  khususnya  program  pen-
              didikan,  menim bulkan akibat-akibat yang sama deng11n  di  qaerah-
              daerah  lain  yaitu  terbentuk  dan  meningkatkan jumlah kaum  ter-
              pelajar.
              2.   Aktivitas masyarakat dalam berorganisasi
                  Aktivitas masyarakat dalam  berorganisasi di daerah Minahasa
              dimulai  oleh  kegiatan-kegiatan perorangan khususnya dalam  soal-
              soal  keagilmaan (Kristen).  Kegiatan-kegiatan  seperti tercatat mulai
              muncul  tahun  1858 di  saat tibanya Ds.  L.  Mangindaan  setelah se-
              lesai  mengikuti  sekolah  pendeta  di  Eropa.  Ia  ditempatkan  oleh
             Indische  Kerk  di  Tikala  Manado  dan  mulai menyadarkan jemaat
              Kristen  yang dipimpinnya  tentang arti kemerdekaan menurut aja-
              rari Kristen sesuai paham-paham yang sementara itu mulai hidup di
              Eropa Pemerintah Kolonia! tidak menyenangi kegiatannya itu dan
              karena itu ia diberhentikan sebagai pendeta lalu ditugaskan sebagai
              guru  di  Kweekschool  Tondano  tahun  1865.  Tindakan seperti ini
              dengan- leluasa dilakukan pemerintah  karena Indische Kerk adalah
              organ  pemerintah  dalam  soal-soal  keagamaan  khususnya  agama
              Kristen di mana semua pendeta dan pembantu-pembantunya digaji





                                                                         79
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93