Page 92 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 92
(segi negatifnya), narnun bagaimanapun tidak dapat disangk.al
bahwa melalui kerajaan-kerajaan ini pulaliih rakyat ,belajar menga-
tur pemerintahannya s~ndiri, belajar mencintai raja/pemerintah-
nya; · dan yang tidak kurang pen ting yaitu belajar mencintai keraja-
ari a~u tanah airrtya/tempat tumpah-clarahnya sendiri, dalarn arti
yang kecil yaitu daerahnya sendiri. Kecintaan terhadap tanah air-
nya . sendiri ini pulalah yang mendorong mereka untuk bangk.it
berjuang sekalipun dalarn perang tan pa memikirkan jiwa-raga, baik
melawan ancarnan tetangga (seperti haj.nya peperangan melawan
Mindana~) maupun melawan kekuasaan bangsa asin~ .(Spahyol,
Portugis,. maupun Belanda). Sesungguhnya sebelum semua keraja-
an di atas dikuasai oleh bangsa-bangsa asing, semuanya merupakan
kerajaan yang merdeka dan berdaulat.
1Tentang hal itu dapat disebutkan di sini antara lain peperang-
an dengan Mindanao pada tahun 1590-1591 pada masa pemerin-
tahan Raja Wuisang dan penggantinya Raja Winsulangi di Keraja-
an Siau.- Peperangan itu mengakibatkan musnahnya.ibukota Pehe
(ibukota Kerajaan Siau dahulu) bahkan turut musnah rumah gere-
ja bersarna pengunjungnya yang pada waktu itu sementara menga-
dakan kebaktian bersama-sarna. Untunglah Raja Winsulangi berha-
sil melepaskan diri dan pergi ke Temate. Setahun kemudian
(1592) ia kembali ke Siau dengan membawa paderi Antonio Pa-
reyra sebagai penasihatnya. Mulai pada waktu itu Raja Winsulangi
menyusul rencana-rencana pertahanan. Ia membentuk pasukan
Angkatan Darat (Kompania, llpase, dan Alabadiri) dan Angka- '
tan Laut (Bininta Konteng dan Kora-kora) lengkap dengan persen-
jataan dan komando-komandonya.
Dapat dibayangk.an betapa sukamya mengadakan reorgani-
sasi angk.atan perang yang baru saja diporak-porandakan musuh
di samping harus mengatur pemerintahan meningkatkan wibawa
pemerintah dan mengembalikan kepercayaan rakyat sarnbil meya-
kinkan rakyat agar tidak gentar melawan musuh. Semua hal itu
menunjukkan adanya kemarnpuan berorganisasi yang luar biasa
menurut ukuran zarnan itu bahkan kemarnpuan mana masih me-
ninggalkan bekas-bekasnya dan lebih diperhebat dalarn masa per-
juangan melawan pemerintah lolonial Belanda.
Faktor yang kedua yaitu faktor luar negeri erat hubungannya
dengan kedatangan bangsa-bangsa Barat terutarna Belanda ke In-
donesia khususnya ke daerah Sangir Talaud. Keqatangan bangsa
asing ini walaupun pada mulanya diterima dengan baik, larna•kela-
83