Page 96 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 96
11
1929/1930. 9)
Secara kebetulan ada_ seorang guru bemama Nendu berasal
dari Minahasa yang mendengar penolakan Controleur bagi SI
untuk mendirikan sekolah. fa menyarankan kepada pimpinan SI
bahwa kalau ditolak Kontrolur, ajukan kepada Residen Manado
kalau perlu sampai kepada Pemerintah pusat di Jakarta. Saran itu
diikuti oleh pimpinan SI Bolaang .Mongondow. Temyata Residen
Manado menolak mendirikan sekolah yang diniaksudkan sehingga
Ketua Cabang Adampe Dolot tahun 1925 langsung berangkat ke
Jakarta untuk mengajukan permohonan partai kepada pemerintah
pusat di sana. Departement van Onderwijs en Eeredienst menye-
tujui permohonan itu dan mengatakan kepada Adampe Dolot
untuk kembali saja ke Bolaang Mongondow dan menunggu surat
izin dikirimkan melalui Kontrolur.
Dari Jakarta Adampe Dolot langsung kembali ke Bolaang
Mongondow dan tidak lama kemudian Kontrolur memanggil pim-
pinan SI untuk menerima surat izin pemerintah itu. Sambil menye-
rahkan surat izin, dengan nada kesal Coittroleur mengatakan bah-
wa kalian seperti anak-anak kecil yang tidak mengerti apa yang
diminta. Selesai menerima surat izin mendirikan persekolahan ter-
sebut, Adampe Dolot dan Husen Raupu kembali ke Monilow un-
tuk mulai menyusun rencana selanjutnya dan pada tahun 1926,
berdirilah sekolah yang pertama milik SI di Molinow daerah Bo-
laang Mongondow. ~
1
Untuk menyelenggarakan sekolah-sekolah, SI Bolaang
Mongondow mendirikan suatu lembaga yang dinamakan Balai
Pendidikan dan Pengajaran Islamiyah disingkat BPPI. Sekolah
yang didirikan semuanya bemaung di bawah badan itu sehingga
.lebih dikenal sebagai Sekolah Rendah Islamiyah atau sekolah
BPPI. 121 ) Statusnya sama dengan Sekolah Zending yaitu Sekolah
Rendah tiga kelas.
Tentang tenaga guru sudah sejak tahun 1925 dipersiapkan
dengan mengiriffikan surat permintaan kepada pengurus pusat di
Y ogyakarta. Pengurus pusat SI mengirimkan beberapa guru antara
lain Moh. Safii Wirakusumah, Sarwoko, R. Ahmad Hardjodiwirjo,
119) Wawancara dengan Rusen Raupu, 24-9-1978 dengan Samin Imban, 25-9-1978.
120) Wawancara dengan Rusen Raupu, 24-9-1978.
121) Wawancara dengan Muhammad Djazuli Kartawinata, 23-10-1978:
87