Page 99 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 99

Kampung  Kayubulan  di  Pohe).  Daerah  Gorontalo  penduduknya
             100%  beragama Islam menyebabkan SI cepat sekali meluas sampai
             ke pedalaman. Lelaki wanita yang sudah berumur di atas delapan
             belas  tahun  berduyun-duyun  mendaftarkan  diri  sebagai  anggota.
             Program  politik dari  SI  yaitu  berjuang melawan penjajah Belanda
             dan mencita-citakan kemerdekaan,  128 )  cepat sekali mendapat tem-
             pat di hati rakyat Gorontalo pada waktu itu.

             2.   Sosial
                  Tumbuhnya organisasi sosial  di  daerah Gorontalo antara lain
             karena adanya interaksi dengan  organisasi sosial di daerah lain dan
             juga  atas  inisiatif  dari  tokoh-tokoh  masyarakat  setempat  sesuai
             adat-istiadat yang berlaku.
                  Tahun  1929  di  Gorontalo  didirikan  suatu  organisasi  sosial
             yaitu Muhammadiyah dibentuk oleh Hadji Sudjah dari Yogyakar-
             ta bersama Guru Raden Himam. Para pengurus yang terpilih waktu
             itu  ialah  Tom  Olii,  I.  Baga.  U.H.  Buluati,  H.  Akase,  Muhamad
             Dunggio,  Hadji  Jusuf Abas,  dan  Muchsin  Muhamad. Tujuan dari
             organisasi  ini  di  lapangan  pendidikan  hendak  mendirikan  seko-
             lah-sekolah  taman  kanak-kanak  dan  sekolah  rendah  dan  sekolah
             lanjutannya.  Di  lapangan  sosial  yaitu  mendirikan  rumah-rumah
             yatim-piatu menampung dan mendidik anak-anak yatim-piatu agar
             menjadi dewasa  dan. dapat berdiri sendiri.  Di  lapangan keagamaan
             didirikan sekolah-sekolah guru  agama dan taman-taman pengajian.
                  Daerah  Gorontalo  sendiri  terkenal  adanya  organisasi  sosial
             yang  sifatnya  organisasi  gotong-royong.  Gotong-royong  di  ling-
             kungan  keluarga  batih  disebut  ngala'a  sedangkan  untuk keluarga
             luas (ex tended family)  disebut unl{ala.  Juga--di  ant_imi keluarga-ke~
             luarga yang masih mempunyai hubungan darah terdapat kegotong-
             royongan yang erat sekali yang disebut mohuyula. Kegiatan-kegia-
             tan  sosial  dari  ngala'a,  unga.la'a,  dan mohuyula antara lain  dalam
             hal perkawinan, kematian, sunatan, dalam suka, dan duka.
                  Di  daerah Bolaang Mongondow  dalam  periode ini belum ada
             pengaruh  dari  organisasi  sosial  dari  lain  daerah,  sehingga  dengan
             demikian  organisasi sosial lokal memegang peranan y~g amat pen-
             ting,  terutama  bentuk-bentuk  kerja-sama  baik  dalam  lingkungan
             keluarga  (kinred)  maupun  di  lingkungan  yang  lebih  luas.  Dalam
             lingkungan  keluarga  terkenal  hubungan  darah  yang  disebut  mo-

             128)  Wawancara dengan Ali Umar, 2-10-1778.


             90
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104