Page 102 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 102

sebagainya,  semuanya  menekankan  pentingnya  sifat  bergotong-
            royong  yang  diminta secara sukarela membantu anggota keluarga
            masing-masing maupun  warga  desa  di  mana ia  berada.  Dapat di-
            sebutkan  misalnya Perkumpulan Budi Kematian di Kendhar yang
            beranggotakan  siapa  saja  tanpa  memandang  golongan  dan  lain-
            lain.  l~

            3.   Wanita
                 Di daerah Minahasa sudah sejak sebelum  kedatangan bangsa-
            bangsa Barat kaum wanita dipandang sederajat dengan kaum lela-
            ki.  Di  semua sekolah yang diselenggarakan Zending maupun oleh
            pemerintah,  terdapat  murid-murid wanita bercampur-gaul dengan
            murid-murid  lelaki  bersama-sama. Untuk lebih meningkatkan lagi
            peranan wanita terutama dalam  bidang pendidikan maka pada ta-
            hun  1917,  berdirilah suatu organisasi lokal bernama PIK.AT  (Per-
            cintaan  lbu  Kepada Anaknya Turun-temurun).  Organisasi PIKAT
            berdiri   pada tanggal 8  Juli  1917 oleh Ny.  Maria Walanda Mara-
            mis (1874-1924) yang pada tahun itu juga membuka Sekolah Ru-
            mah-Tangga  (Sekolah  Kepandaian  Putri)  lengkap  dengan asrama-
            nya Ny.  Maria Walanda Maramis atas jasa-jasanya di bidang Sosial
            khususnya  dalam  usaha  meningkatkan derajat kaum  wanita, oleh
            Presiden  Republik  Indonesia diangkat sebagai Pahlawan Kemerde-
            kaan  Nasional  sesuai  Surat  Keputusan  Nomor  012/TK/TH.  '69
            Tanggal  20 Mei 1969.  131 ) Adapun kriteria pengangkatan para pah-
            lawan  kemerdekaan  nasional  sesuai Pedoman Pelaksanaan Penuli-
            san·  Biografi  Pahlawan  Nasional  yang  disusun  oleh  Proyek  Bio-
            grafi Pahl aw an Nasional Pusat 17 Juni 197 5 adalah:
            a.   Dengan  tindakan  nyata  melakukan  atau  melakukan  perjua-
                 ngan  fisik  mempersatukan rakyat Indonesia menentang pen-
                 jajahan bangsa asing;
            b.   Cita-cita  perjuangannya betul-betul untuk kemajuan dan ke-
                 muliaan serta persatuan dan kemerdekaan bangsa;
            c.   · Rela  berkorban  dan  bersedia  menanggung  akibat  daripada
                 cita-cita  perjuangannya  memajukan  dan  memuliakan  serta
                 mempersatukan dan memerdekakan bangsanya;

            130)  Wawancara  dengan  H.E.  Yuda,  5-10-1978  dan  dengan  A.  Rompas,  27-9-1978.
            131)  Bidang  Permuseuman,  Sejarah  dan  Kepurbakalaan  Kantor Wilayah  Departemen
                 P  dan  K Propinsi  Sulawesi  Utara, Mengenal Pahlawan-pahlawan/Kesuma Bangm
                Indonesia,  Manado, 1976, halaman 11.


                                                                        93
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107