Page 87 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 87

Usaha-usaha  pendidikan  yang  dijalankan  Zending  sangat
             menggembirakan  hati  Raja  Datu Cornelis Monoppo.  Selain mem-
             bantu mem berikan gedung sekolah bagi HIS milik Zending itu raja
             juga  menunjukkan  toleransinya  yang  amat  besar terhadap  agama
             Kristen.  Hari  pasar  di  Kotamobagu  jatuh  pada  hari  Minggu.
             Dengan peraturan raja,  maka hari pasar dipindahkan ke hari Sabtu
             mulai  1 Juli  1'911  dan itu ditaati oleh rakyat Bolaang Mongondow
                                                          1
             yang hampir seluruhnya memeluk agama Islam.  ~
                  Dalam  kontrak-kontrak  politik (Korte  Verklaring)  yang  di-
             buat  antara  Pemerintah  Kolonia!  dengan  raja-raja  di Bolaang Mo-
             ngondow  misalnya  dengan  Raja  Elijas Datunsolang dari Kerajaan
             Bintatina  tahun  1857,  disebutkan  tentang  kewajiban  raja  untuk
             memajukan  usaha-usaha  pertanian  khu8usnya  pembangunan
             kebun-kebun sawah.  Tetapi Pemerintah Kolonia! sendiri tidak per-
             nah  turun  tangan  mem ban tu  terlaksananya  kewajiban seperti itu
             misalnya dengan membangun bendungan-bendungan, saluran-salur-
             an  air maupun usaha-usaha pengeringan rawa-rawa untuk dijadikan
             areal persawahan.  Barulah  di  awal  abad XX dalam rangka pelaksa-
             naan  politik  etika  khususnya ·di  bidang  irigasi,  Pemerintah Kolo-
             nia!  mulai mengllsahakan pengeringan rawa.  Program  itu mulai di-
             laksanakan  di  tahun  192(}an,  yaitu  dengan  dimulainya  usaha
             pengeringan  rawa-rawa di daerah Dumoga.  Pengeringan itu  selesai
             sekitar tahun  1930.  101 )
                  Pengaruh  pelaksanaan  politik  etika  untuk  daerah  Bolaang
             Mongondow  baru  terlihat mulai  tahun  1929.  Sebagaimana diketa-
             hui,  pada tahun  1924 penduduk Bolaang Mongondow seluruhnya
             berjumlah  sekitar  58.000 jiwa  dan  di  tahun  1930  menurun jadi
             47.344 jiwa (di antaranya 6.398 orang Kristen).   102 )  Dibandingkan
             dengan luas daerah antara 760(}9090 kilometer persegi,  103 )  maka
             kepadatan  penduduk  rata-rata  setiap  kilometer  hanya  dihuni an-
             tara lima sampai tujuh  orang saja yang berarti jarang sekali pendu-
             duk  di  daerah  Bolaang  Mongondow.  Karena  itu  maka  daerah
             ini  menjadi  daerah  tujuan  dari  program  transmigrasi  oleh  pe-
             merintah Belanda selain. daerah Gorontalo.


             100)  Ibid, halaman m
             101)  Wawancara dengan A.M.  Datunsolang. 20-9-1978.
             102)  Gereja Masehi lnjili Bolaang Mongondow, op. cit, halaman 3.
             103)  Bupati  Kepala  Daerah  Tingkat  II  Bolang  Mongondow,  Monografi .Kabupaten
                  Daerah  1Yngkat II Bolang Mongondow,  K.otamubagu,  Juni,  1978, halaman  1-3.

              78
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92