Page 148 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 148

tinggi tuntutan kemampuan manajer untuk menyusun keputusan tidak
             terprogram ini.

             Kondisi Kepastian, Ketidakpastian, dan Berisiko

                  Kepastian  (certainty)  adalah  kondisi  pengambilan  keputusan
             berdasarkan informasi yang akurat, terukur (measurable), dan dapat
             diandalkan (reliable) sehingga hasil keputusan tersebut dapat diprediksi
             dengan baik. Dengan kondisi kepastian ini, seorang manajer tidak perlu
             membuat  keputusan  yang  kompleks  karena  segala  sesuatu  dapat
             diprediksi. Sayangnya, kondisi kepastian tidak pernah terjadi secara nyata.
                  Ketidakpastian  (uncertainty)  adalah  kondisi  pengambilan
             keputusan yang sulit diprediksi hasilnya karena kondisi lingkungan luar
             yang berubah-ubah dan informasi  yang tersedia sedikit sehingga manajer
             sulit menentukan probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu.
             Ketidakpastian dapat bersumber dari perubahan lingkungan eksternal yang
             berlangsung cepat dan diluar kendali manajer, serta kurangnya akses
             manajer ke informasi-informasi penting di pasar.
                  Risiko (risk) adalah kondisi pengambilan keputusan berdasarkan
             probabilitas hasil suatu keputusan.  Probabilitas, dinyatakan dalam
             persentase, merupakan ukuran  statistik  yang menunjukkan peluang
             terjadinya peristiwa atau hasil tertentu. Risiko sering digambarkan sebagai
             berbanding lurus dengan  expected return. Apabila seorang manajer
             memilih untuk menyelesaikan tugas yang berisiko tinggi, maka manajer
             tersebut mengharapkan return yang tinggi dari tugas yang dikerjakannya.

             TAHAPAN RASIONAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

             Tahap Pertama: Meneliti Situasi

                  Beberapa kegiatan yang terkait dengan tahap ini adalah mendefinisi-
             kan masalah, mendiagnosisnya, dan mengidentifikasi tujuan.Mendefinisikan
             masalah ini perlu untuk membedakan antara gejala (symptom) dengan
             penyebab sesungguhnya. Penyebab suatu masalah sering tidak tampak,
             dan manajer dituntut mampu menggunakan intuisi untuk mengetahui
             penyebab tersebut. Jika manajer terlalu terpaku pada gejala (symptome),
             maka kinerja manajer tersebut akan menurun.
                  Mendiagnosis masalah memerlukan investigasi, termasuk investigasi
             manajer  kepada  para  karyawan.  Investigasi  dapat  dimulai  dengan
             pertanyaan-pertanyaan berikut: Perubahan-perubahan apa sajakah yang
             terjadi di dalam dan luar organisasi? Siapa yang benar-benar terlibat dalam




               Pengambilan Keputusan                                          137
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153