Page 146 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 146

Proses Menemukan Peluang

                  Peluang terjadi saat sebuah situasi menawarkan kesempatan usaha
             tertentu bagi organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang lebih
             tinggi dari yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Identifikasi peluang
             memberikan makna lebih tinggi dibandingkan dengan penyelesaian masalah
             semata. Sangat  disayangkan, penelitian-penelitian manajemen yang
             dilakukan selama ini hanya berpusat pada pemecahan masalah (problem
             solving), namun jarang yang berfokus pada usaha menemukan masalah
             (problem finding) atau menemukan peluang (opportunity finding).
                  Lebih jauh dikemukakan oleh Peter F. Drucker bahwa, “Penyelesaian
             masalah  hanya  bermanfaat  untuk  mengembalikan  kondisi  normal,
             sedangkan kemajuan harus dimulai dari eksploitasi berbagai peluang yang
             ada.” Apabila pengambilan keputusan dikaitkan dengan eksploitasi peluang
             ini,  maka  pengambilan  keputusan  akan  mendorong  efektivitas  dan
             kemajuan organisasi di masa mendatang.
                  Salah satu metode untuk mengeksploitasi peluang adalah metode
             dialectical inquiry (sering disebut dengan metode devil’s advocate).
             Metode dialectical inquiry disusun dengan cara pembuat keputusan
             menentukan berbagai alternatif penyelesaian masalah dan asumsi-asumsi
             yang mendasarinya, lalu dengan memperhatikan hal-hal yang bertentangan
             dengan  asumsi-asumsi  tersebut  (asumsi-asumsi  negatif),  pembuat
             keputusan menyusun tindakan pencegah (countersolutions) berdasar
             asumsi-asumsi negatif itu. Metode ini bermanfaat untuk mengidentifikasi
             berbagai alternatif dan peluang yang tersembunyi dalam suatu masalah.


             SAAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN

                  Setiap manajer memiliki pandangan tersendiri tentang masalah yang
             terjadi dan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun perlu diakui
             bahwa tidak seorang manajer mampu mengatasi seluruh masalah yang
             terjadi sehari-hari. Oleh karena itu dibutuhkan prioritas penyelesaian
             masalah dengan memperhatikan urgensi masalah tersebut. Prioritas ini
             membantu manajer untuk mengetahui seberapa cepat, seberapa jauh, dan
             seberapa besar kerjasama yang perlu dilakukan guna menyelesaikan suatu
             masalah.  Pertanyaan-pertanyaan  berikut  dapat  digunakan  sebagai
             pedoman dalam menyusun prioritas:
                  Apakah masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan mudah?
             Seorang manajer yang memandang semua masalah memiliki bobot yang
             sama  tidak  akan  mampu  bekerja  secara  efektif  dan  efisien. Ada





               Pengambilan Keputusan                                          135
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151