Page 5 - Sinar Tani Edisi 4090
P. 5

5
                                                                                          Edisi 11 - 17 Juni 2025  |  No. 4090  Tahun LV

          Pengawasan Diperketat,




          Distribusi Tepat Sasaran







          Terbitnya Peraturan Presiden N0. 6 Tahun 2025, lalu disusul
          Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 15 Tahun 2025
          mengubah tata kelola pupuk bersubsidi. Sebagai barang dalam
          pengawasan, setiap alur distribusi pupuk bersubsidi akan mendapat
          pengawasan secara ketat lintas kementerian dan lembaga.




                    engawasan        pupuk    terhindar   dari  penyalahgunaan,”
                    bersubsidi kini kian ketat,   ungkapnya.
                    pemantauan menyeluruh
                    dan evaluasi transparan      Kembali Aktifkan KP3
                    demi   stabilitas  harga     Menariknya, dalam Keputusan
       Pdan ketersediaan sarana               Dirjen   Prasarana   dan    Sarana
          produksi vital bagi petani. Dengan   Pertanian (PSP) No. 633 Tahun
          berlakuknya Perpres No 6 Tahun      2024, pemerintah sebelumnya telah
          2025,  pemerintah memperkuat        menetapkan Komisi Pengawasan
          sistem pengawasan dan evaluasi tata   Pupuk dan Pestisida (KP3) sebagai
          kelola pupuk bersubsidi.            wadah koordinatif antar instansi
            Deputi     Bidang     Koordinasi  di tingkat provinsi dan kabupaten/
          Usaha Pangan dan Pertanian di       kota. Nah, dengan terbitnya Perpres
          Kemenko Perekonomian, Widiastuti    No. 6 Tahun 2025, peran KP3 makin
          mengatakan, implementasi Perpres    diperluas.
          ini  akan  menjadi   babak   baru      Dirjen   PSP   Kementan     dan
          pengelolaan   pupuk     bersubsidi  Dirjen  Perikanan  Budidaya KKP
          secara transparan `dan akuntabel.   akan menerbitkan dua petunjuk
          “Dengan lahirnya Perpres 6/2025     teknis (juknis) untuk menyesuaikan
          dan Keputusan Menko Pangan No.      pelaksanaan pengawasan sesuai
          6 Tahun 2025, kita menetapkan       struktur  baru   yang   ditetapkan.
          kerangka kerja yang solid untuk     “Melalui KP3, keterlibatan unsur
          pemantauan dan evaluasi pupuk       dinas pertanian, perikanan, koperasi,
          bersubsidi secara nasional,” ujarmya.  dan lembaga lain di daerah akan
            Widiastuti yang juga menjabat     semakin diperkuat. Sinergi ini krusial
          sebagai  Ketua   Kelompok   Kerja   untuk menjamin  pupuk subsidi
          (Pokja) Pemantauan dan Evaluasi     sampai ke petani yang berhak,” kata
          Kebijakan    Pupuk      Bersubsidi  Widiastuti.
          mengatakan, dalam Perpres ini,         Dalam     Permentan    No.   15
          pengawasan tidak hanya menjadi      Tahun 2015 tentang Tata Kelola
          tanggung    jawab    Kementerian    Pupuk     Bersubsidi    disebutkan,
          Pertanian, tapi juga melibatkan     Menteri   Pertanian  dan   Menteri
          Kementerian Kelautan dan Perikanan   KKP   tetap   menjadi   pelaksana   6 Tahun 2025 yang membentuk          pengawas  dan  unsur  masyarakat.
          (KKP), Badan Pengawasan Keuangan    utama pengawasan, namun kini         Kelompok Kerja Pemantauan dan        Tujuannya?       Bukan      hanya
          dan Pembangunan (BPKP), serta       koordinasinya    lebih   diperluas.  Evaluasi   Pelaksanaan   Kebijakan   memantau, tapi juga mengevaluasi,
          kementerian/lembaga    lain  yang   “Kita tidak mulai dari nol. Kita     Pupuk Bersubsidi. Kelompok kerja     merekomendasikan      revisi,  dan
          memiliki kewenangan terkait.        menyempurnakan  sistem  yang  ada.   ini melibatkan Pemerintah pusat,     mengawal proses distribusi agar tak
            Secara lebih rinci, pengawasan    Yang membedakan sekarang adalah      Pemerintah     daerah,   Lembaga     melenceng. Gsh/Yul
          dilakukan terhadap sasaran penerima   struktur pengawasan yang lebih
          pupuk   subsidi,  jenis  komoditas  sistemik, lintas sektor, dan berbasis   Bikin Ribet, Regulasi pun Dipangkas
          peruntukan, jenis dan mutu pupuk,   data,” tambahnya.
          jumlah pupuk yang disalurkan, Harga    Dengan pengawasan yang lebih                 istribusi pupuk subsidi kerap mendapat
          Pokok Penjualan (HPP) dan Harga     ketat dan koordinatif, pemerintah               keluhan dari petani. Dari hasil evaluasi
          Eceran Tertinggi (HET), ketersediaan   berharap distribusi pupuk bersubsidi         tata kelola pupuk subsidi, ternyata
          dan distribusi stok.                bisa lebih tepat sasaran. Petani kecil  Dada 145 aturan berlapis dari berbagai
            “BPKP berperan penting dalam      dan nelayan budidaya yang selama        kementerian yang bikin proses penyaluran jadi
          melakukan audit keuangan terhadap   ini kesulitan mendapat  akses           lambat dan rumit.
          proses pengadaan dan penyaluran     pupuk bersubsidi, akan lebih mudah         Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan
          pupuk    bersubsidi.   Sementara    terlayani dan tidak lagi terpinggirkan.  Pertanian di Kemenko Perekonomian, Widiastuti
          Kementan dan KKP akan berfokus         “Tujuan akhirnya jelas, menjamin     mengatakan,   penyebab    utama   keterlambatan
          pada   pengawasan    teknis   dan   ketahanan pangan nasional dan           tersebut yakni tumpukan regulasi yang tidak sinkron.
          lapangan  sesuai  sektor  masing-   kesejahteraan petani. Kami ingin        Akibatnya, kebutuhan pupuk yang seharusnya tersedia saat masa tanam,
          masing,” tutur Widastuti saat webinar   subsidi pupuk benar-benar sampai    justru baru tiba saat panen. “Jadi, tidak tepat waktunya,” ujarnya.
          “Kupas Tuntas Permentan Tata Kelola   ke tangan yang tepat, bukan bocor di     Hasil evaluasi, ditemukan fakta proses penyaluran pupuk subsidi
          Pupuk  Bersubsidi”,  yang  digelar   tengah jalan,” tegas Widiastuti.       terhambat prosedur yang berbelit-belit dan melibatkan banyak aturan
          Tabloid Sinar Tani bersama Pupuk       Dalam kebijakan ini, koordinasi      dari berbagai instansi. Dari 145 peraturan yang mengatur dari produksi
          Indonesia, pada Rabu (11/6).        lintas  kementerian dan  lembaga        sampai distribusi. Kementerian Pertanian memiliki 11 aturan, Kementerian
            Tak hanya distribusi fisik, menurut   diperkuat.  Peran  Kementerian      Perdagangan (6 aturan), Kementerian Lingkungan Hidup (5 aturan),
          Widastuti,   pengawasan      juga   Koordinator Bidang Pangan sebagai       Kementerian Tenaga Kerja (9 aturan).
          menyentuh  aspek  teknologi dan     pusat  kendali  sinkronisasi  sangat       Belum lagi regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (5
          sistem pelaporan. Karena itu, evaluasi   vital. “Fungsi kami di Kemenko     aturan), Kementerian Perindustrian (8 aturan), Kementerian Perhubungan
          dilakukan   secara    menyeluruh    adalah  sinkronisasi,  koordinasi,  dan   (6 aturan), Kementerian BUMN (7 aturan), Kementerian Agraria dan
          terhadap Sistem Informasi Pupuk     pengendalian, kami sebut Siskondal.     Kementerian Hukum dan HAM masing-masing 5 aturan.
          Bersubsidi, mulai dari data penerima   Kami ubah Perpres pupuk, lakukan        Alur distribusi pupuk subsidi pun ternyata panjang dan kompleks.
          hingga hasil distribusi di tingkat   rakor, dan integrasi sistem informasi.   Banyaknya  tahapan  yang harus dilalui,  ditambah regulasi tumpang
          kecamatan.  “Integrasi  data  dan   Semua agar subsidi tepat sasaran,”      tindih dari lintas kementerian menyebabkan terjadi bottleneck. Karena
          pelaporan antar lembaga menjadi     paparnya.                               itu, pemerintah melakukan pemangkasan dan penyederhanaan proses,
          kunci agar distribusi pupuk bisa       Perubahan besar ini didasari         termasuk sinkronisasi antar lembaga.  Gsh/Yul
          lebih cepat, tepat, dan akurat, serta   Keputusan  Menko  Pangan   No.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10