Page 105 - CERPEN 9A - Copy
P. 105

Neva hanya tersenyum, melihat Zia. "Lho mbak kok temennya enggak


                  dikasih makanan" ucap mamanya Neva. Zia hanya tersenyum melihat tingkah
                  laku sahabatnya yang sedikit aneh."Mbak kok enggak di tawarin minuman sih


                  temennya"  ucap  papanya  Neva.  Zia  hanya  tersenyum  melihat  sekeliling
                  nya."Astaghfirullah,  lamanya  Tia  ini"  ucap  Zia.  "Mungkin  lagi  nyari"  ucap


                  Neva. "Itu nah Tia, akhirnya datang" ucap ZIA, membukakan pintu untuk
                  Tia."Eh, Tia tuh na Neva dia ngomong. Tapi pas disekolah hem...  pendiam


                  banget" ucap Zia. "Iya Neva ini, coba pas disekolah ngomong walau hanya
                  sama kita berdua aja" ucap Tia.

                         Neva hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. Setelah jam

                  menunjukkan  pukul  22.43,  Zia  dan  Tia  akhirnya  dijemput  dan  kembali

                  kerumah masing-masing.

                         Seperti  hari  biasanya  Zia  sekolah  dipagi  hari  dan  mengikuti

                  pembelajaran  beserta  kegiatan  yang  ada.  Setelah  Zia  pulang  sekolah  Zia

                  langsung berangkat untuk mengaji. "Zia, ayo main truth or dare" ucap Mifza

                  sambil  mengangkat  kedua  alisnya.  "Enggak  mau,  kalian  aja"  ucap  Zia

                  memasang wajah datar. "Bilang aja kamu takut yakan?" Ucap Afdal mengejek

                  Zia, agar Zia mau ikut bermain.

                         "Ish,  mana  ada"  ucap  Zia.  "Mana  ada  salah,  yakan  Zia?"  Ucap  Rasli

                  dengan  tersenyum  manis.  "Aiiish,  oke  ayo  main.  Gak  takut  ana"ucap  Zia

                  memberanikan diri. "Yaelah ayo, aku duluan ya, kamu terakhir" ucap Afdal,

                  menunjuk  Zia.  Afdal  memutar  botol  dan  botol  tersebut  berhenti  dan

                  menunjuk Mifza.  "Auwu Mifza, truth or dare?" Ucap Rasli, dengan tertawa

                  tipis."Dare lah ya" ucap Mifza dengan percaya diri.

                         "Kasih  dare  ke  Mifza,  woy  Zia.  malah  melamun"  ucap  Afdal.

                  "Astaghfirullah,  bikin  kaget  aja  kamu  ini"  ucap  Zia  dengan  menatap  sinis

                  Afdal. "Cium tangan guru. Bilang ana mau pulang bu, lalu kembali duduk

                  sini" ucap Zia dengan tersenyum. "Okay dah biasa. Kenapa nggak langsung

                  pulang aja" ucap Mifza.






                                                                                                    105
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110