Page 38 - KIMIA SMK KELAS X SEMESTER 2
P. 38
pH = 7, berasal dari asam kuat dan basa kuat. Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium
iodida), dan KNO3 (kalium nitrat).
Reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pemanfaatan reaksi netralisasi, misalnya: untuk
mengurangi rasa sakit dan iritasi akibat sengatan lebah yang mengandung asam, digunakan
soda kue (natrium bikarbonat). Nyeri lambung akibat kadar asam klorida dalam lambung
yang berlebihan dinetralisir dengan obat yang mengandung basa magnesium hidroksida
atau aluminium hidroksida. Limbah cair hasil industri yang dibuang ke sungai mengandung
zat asam yang dapat menyebabkan kematian ikan. Oleh karenanya, ditambahkan
aluminium hidroksida untuk menetralkannya. Mulut kita mengandung zat asam sisa
makanan dan minuman yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut. Untuk
menetralisirnya, kita menggunakan pasta gigi yang mengandung zat basa. Tanah yang
terlalu asam akibat hujan asam dan tanah gambut, dapat menyebabkan tanaman tidak dapat
tumbuh dengan baik. Untuk mengatasinya, tanah diberi senyawa yang bersifat basa,
misalnya kalsium oksida, kalsium hidroksida atau kalsium karbonat sebelum ditanami.
Menurut sejarah penemuannya, senyawa asam mempunyai beberapa definisi seperti
yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887), Brønsted dan Lowry (1923), dan Lewis
(1932). Svante Arrhenius (1887) menggemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika
+
dilarutkan ke dalam air, akan menghasilkan ion hidronium (H ). Asam umumnya
merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam air.
Sebagai contoh, gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi jika sudah dilarutkan
+
+
ke dalam air, dia akan menghasilkan ion H . Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H (ion
hidrogen) sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen.
Penjelasan tentang asam basa Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan
tentang sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau tidak mengandung air. Sebagai
contoh, asam asetat akan bersifat asam jika dilarutkan dalam air, tetapi ternyata sifat asam
tersebut tidak tampak pada saat asam asetat dilarutkan dalam benzena. Demikian juga
dengan larutan amonia (NH3) dalam natrium amida (NaNH2) yang menunjukkan sifat basa
–
meskipun tidak mengandung ion OH . Berdasarkan kenyataan tersebut, Johannes Brønsted
dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan
+
sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H atau proton (ingat bahwa hidrogen hanya
mempunyai sebuah elektron dan sebuah proton, jika elektronnya dilepaskan menjadi ion
+1, yang tertinggal hanya proton saja).
27