Page 44 - KIMIA SMK KELAS X SEMESTER 2
P. 44
Arrhenius adalah bahwa dalam membentuk larutan, garam terdisosiasi menjadi partikel-
partikel bermuatan (yang telah diberi nama oleh Michael Faraday sebagai ion bertahun-
tahun sebelumnya). Faraday berpendapat bahwa ion diproduksi dalam proses elektrolisis.
Arrhenius mengusulkan bahwa, bahkan tanpa adanya arus listrik, larutan garam
mengandung ion. Dengan demikian, ia mengusulkan bahwa reaksi kimia dalam larutan
adalah reaksi antara ion.
Disertasinya tidak mengesankan profesor di Uppsala, tetapi Arrhenius
mengirimkannya ke sejumlah ilmuwan di Eropa yang mengembangkan ilmu baru dari
kimia fisik, seperti Rudolf Clausius, Wilhelm Ostwald, dan JH van 't Hoff. Mereka jauh
lebih terkesan, dan Ostwald bahkan datang ke Uppsala untuk membujuk Arrhenius untuk
bergabung dengan tim risetnya. Arrhenius menolak, karena ia lebih suka tinggal di Swedia
untuk sementara waktu (ayahnya sangat sakit dan akan mati pada tahun 1885) dan telah
menerima janji di Uppsala.
Dalam perpanjangan teori ionnya, Arrhenius mengusulkan definisi asam dan basa
pada tahun 1884. Dia percaya bahwa asam adalah zat yang menghasilkan hidrogen ion
dalam suatu larutan dan basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam suatu
larutan. Setelah itu, Arrhenius menerima hibah dari Swedish Academy of Sciences, yang
memungkinkan dia untuk belajar bersama Ostwald di Riga (sekarang di Latvia) dan
Friedrich Kohlrausch di Würzburg, Jerman, dan Ludwig Boltzmann di Graz, Austria, dan
van 't Hoff di Amsterdam.
Pada tahun 1889, Arrhenius menjelaskan fakta bahwa sebagian besar reaksi
memerlukan tambahan energi panas untuk terjadi dengan merumuskan konsep energi
aktivasi. Menurutnya, energi aktivasi merupakan energi yang harus diatasi sebelum dua
molekul dapat bereaksi. Persamaan Arrhenius memberikan dasar kuantitatif hubungan
antara energi aktivasi dan tingkat kesulitan reaksi dapat berlangsung. Pada tahun 1891, ia
menjadi dosen di Stockholm University College (Stockholms Högskola, sekarang
Universitas Stockholm), dan dilantik menjadi profesor fisika (dengan banyak oposisi) pada
tahun 1895, dan menjadi rektor pada tahun 1896. Ia menikah dua kali, pertama dengan
mantan muridnya Sofia Rudbeck (1894-1896) dan memiliki satu anak bernama Olof
Arrhenius. Kemudian, menikah dengan Maria Johansson (1905-1927) dan memiliki dua
anak perempuan dan seorang putra.
Sekitar tahun 1900, Arrhenius ikut serta dalam mendirikan Nobel Institute dan
Hadiah Nobel. Dia terpilih menjadi anggota Royal Swedish Academy of Sciences pada
tahun 1901. Selama akhir hidupnya, ia menjadi anggota dari Komite Nobel di bidang Fisika
33